SUKABUMIUPDATE.com - Tambang emas kecil yang marak di berbagai wilayah Indonesia, ternyata menimbulkan masalah yang luar biasa. Jutaan orang tercemar limbah merkuri. Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) menyatakan bahwa saat ini terdapat sedikitnya 850 titik pertambangan emas sekala kecil (PESK) di 197 kotamadya dan kabupaten di 32 provinsi seluruh Indonesia.
Ini artinya, lebih dari 1/3 kodya dan kabupaten di hampir seluruh Indonesia (34 provinsi) menghadapi risiko pencemaan merskuri. Kondisi ini jelas luar biasa. Bahaya keracunan merkuri yang menimbulkan kerusakan saraf, otak, keguguran, cacat janin, kanker, leukemia, parkinson, mutasi genetic, dan lain-lain mengintip jutaan rakyat di hampir seluruh Indonesia.
Apa itu merkuri? Merkuri dalam bahasa sehari-hari adalah air raksa. Rumus kimianya Hg (Hydragyrum). Merkuri adalah logam berbentuk cairan. Warnanya putih keperakan dan mudah menguap pada suhu kamar. Ia akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit. Nomor atomnya 80 dan berat atom 200,59 g/mol dengan titik lebur -38,9oC dan titik didih 356,6oC.
Di alam, merkuri biasanya terdapat dalam batuan cinnabar (HgS). Batuan ini mengandung senyawa merskurisulfida (HgS). Karena itu untuk mendapatkan merkuri dari biji batuan nicinnabar perlu pemaanasan. Dari pemanasan ini, dihasilkan gas sulfide (H2S) dan logam cair merkuri.
Sekarang, anda bayangkan, bila uap merkuri masuk ke dalam pernafasan, lalu pada kondisi tertentu menggumpal menjadi logam cair di tubuh -- apa yang akan terjadi? Sistem metabolism rusak yang dampaknya luas sekali seperti disebutkan di atas.Â
Saat ini, merkuri – terutama di Indonesia – dipakai untuk mengekstraksi tanah atau batuan yang mengandung emas. Ini terjadi karena merkuri bisa melarutkan emas. Setelah batuan atau tanah mengandung emas dicampur merkuri, emas akan larut dalam air raksa itu. Lalu air raksanya diuapkan. Biji emas pun menggumpal. Itulah proses sederhana untuk mendapatkan emas di tambang-tambang rakyat kecil.Â
Tapi di balik itu, muncul masalah. Kemana limbah merkuri harus dibuang? Dibuang ke lubang sumur? Ke kolam, laut, atau dibiarkan di tanah – semuanya membahayaan. Partikel-partikel dari limbah merkuri bisa terserap rumput, tumbuhan perdu, tumbuhan besar yang – bahayanya – tak bisa terurai. Bila dibuang ke danau, sungai, dan laut partikel merkuri akan termakan ikan, kerang, dan lainnya. Ia pun tak bisa terurari, sama seperti ketika terserap tumbuhan. Sekarang bila tumbuhan dan ikan itu dikonsumsi manusia, ke mana partikel merkurinya? Jelas, akan masuk ke tubuh manusia dan tak bisa terurai.Â
Partikel merkuri yang tak terurai ini dalam tubuh manusia akan larut atau mengendap dalam lemak dan terakumulasi sehingga “jumlahnya membuncah†– menimbulkan berbagai penyakit.Â
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), pernah meneliti ASI (Air Susu Ibu) di Jakarta tahun 1980-an. Ternyata hasilnya mengejutkan. Banyak ASI yang sudah tercemar merkuri. Mungkin penyebabnya karena ibu-ibu suka mengonsumsi ikan atau kerang dari Teluk Jakarta yang tercemar merkuri. Bisa juga karena makan daging, di mana sapinya makan rumput yang mengandung merkuri. Banyak kemungkinan. Lalu, bila ASI ini diberikan kepada balita – apa yang tejadi? Anda bisa menjawabnya sendiri!
Inilah yang jadi masalah besar di hampir semua pertambangan emas dunia, khususnya tambang-tambang kecil yang modalnya cekak (baca: untuk tambang emas bermodal besar seperti Freeport dan Newmount ekstraksinya sudah tidak pakai merkuri lagi). Mereka menggelontorkan limbah merkuri bekas ekstrasi secara sembarangan, tanpa diolah dulu. Dari gambaran tersebut, pencemaran merkuri yang kini meluas di hampir semua provinsi di Indonesia, sangat berbahaya.Â
Khusus Jawa Barat, pertambangan emas rakyat berada di wilayah Sukabumi, Cianjur, Soreang, dan Bogor. Pertambangan rakyat ini jelas ilegal. Tapi sulit diberatas. Ini terjadi karena tambang emas kecil tersebut menjadi tumpuan ekonomi wong cilik.Â
Karena itu solusinya pemerintah harus melakukan pendekatan kepada masyarakat dan memberikan alternatif usaha untuk menyambung hidup dan melanjutkan aktivitas ekonomi mereka zonder menambang ems. Tanpa itu, pemberantasan tambang emas ilegal tak akan berhasil.