Awas Racun Merkuri di Sekitar Kita

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Tambang emas kecil yang marak di berbagai wilayah Indonesia, ternyata menimbulkan masalah yang luar biasa. Jutaan orang tercemar limbah merkuri. Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) menyatakan bahwa saat ini terdapat sedikitnya 850 titik pertambangan emas sekala kecil (PESK) di 197 kotamadya dan kabupaten di 32 provinsi seluruh Indonesia.

Ini artinya, lebih dari 1/3 kodya dan kabupaten di hampir seluruh Indonesia (34 provinsi) menghadapi risiko pencemaan merskuri. Kondisi ini jelas luar biasa. Bahaya keracunan merkuri yang menimbulkan kerusakan saraf, otak, keguguran, cacat janin, kanker, leukemia, parkinson, mutasi genetic, dan lain-lain mengintip jutaan rakyat di hampir seluruh Indonesia.

Apa itu merkuri? Merkuri dalam bahasa sehari-hari adalah air raksa. Rumus kimianya Hg (Hydragyrum). Merkuri adalah logam berbentuk cairan. Warnanya putih keperakan dan  mudah menguap pada suhu kamar. Ia akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit. Nomor atomnya  80 dan berat atom 200,59 g/mol dengan  titik lebur -38,9oC dan titik didih 356,6oC.

Di alam, merkuri biasanya terdapat dalam  batuan cinnabar (HgS). Batuan ini mengandung senyawa merskurisulfida (HgS). Karena itu untuk mendapatkan merkuri dari biji batuan nicinnabar perlu pemaanasan. Dari pemanasan ini, dihasilkan gas sulfide (H2S) dan logam cair merkuri.

Sekarang, anda bayangkan, bila uap merkuri masuk ke dalam pernafasan, lalu pada kondisi tertentu menggumpal menjadi logam cair di tubuh -- apa yang akan terjadi?  Sistem metabolism rusak yang dampaknya luas sekali seperti disebutkan di atas. 

Saat ini, merkuri – terutama di Indonesia – dipakai untuk mengekstraksi  tanah atau batuan yang mengandung emas. Ini terjadi karena merkuri bisa melarutkan emas. Setelah batuan atau tanah mengandung emas dicampur merkuri, emas akan larut  dalam air raksa itu. Lalu air raksanya diuapkan. Biji emas pun menggumpal. Itulah proses  sederhana untuk mendapatkan emas di tambang-tambang rakyat kecil. 

Tapi di balik itu, muncul masalah. Kemana limbah merkuri harus dibuang? Dibuang ke lubang sumur? Ke kolam, laut, atau dibiarkan di tanah – semuanya membahayaan. Partikel-partikel dari limbah merkuri bisa terserap rumput, tumbuhan perdu, tumbuhan besar yang – bahayanya – tak bisa terurai. Bila dibuang ke danau, sungai, dan laut  partikel merkuri akan termakan ikan, kerang, dan lainnya. Ia pun tak bisa terurari, sama seperti ketika  terserap tumbuhan. Sekarang bila tumbuhan dan ikan itu dikonsumsi manusia, ke mana partikel merkurinya? Jelas, akan  masuk ke tubuh manusia dan tak bisa terurai. 

Partikel merkuri yang tak terurai  ini dalam tubuh manusia akan larut atau mengendap dalam lemak dan terakumulasi sehingga “jumlahnya membuncah” – menimbulkan berbagai penyakit. 

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), pernah meneliti ASI (Air Susu Ibu) di Jakarta tahun 1980-an. Ternyata hasilnya mengejutkan. Banyak ASI yang sudah tercemar merkuri. Mungkin penyebabnya karena ibu-ibu suka mengonsumsi ikan atau kerang dari Teluk Jakarta yang tercemar merkuri. Bisa juga karena makan daging, di mana sapinya makan rumput yang mengandung merkuri. Banyak kemungkinan. Lalu, bila ASI ini diberikan kepada balita – apa yang tejadi? Anda bisa menjawabnya sendiri!

Inilah yang jadi masalah besar di hampir semua pertambangan emas dunia, khususnya tambang-tambang kecil yang modalnya cekak (baca: untuk tambang emas bermodal besar seperti Freeport dan Newmount ekstraksinya sudah tidak pakai merkuri lagi). Mereka menggelontorkan limbah merkuri bekas ekstrasi secara sembarangan, tanpa diolah dulu. Dari gambaran tersebut, pencemaran merkuri yang kini meluas di hampir semua provinsi di Indonesia, sangat berbahaya. 

Khusus Jawa Barat, pertambangan emas rakyat berada di wilayah Sukabumi, Cianjur, Soreang, dan Bogor. Pertambangan rakyat ini jelas ilegal. Tapi sulit diberatas. Ini terjadi karena tambang emas kecil tersebut menjadi tumpuan ekonomi wong cilik. 

Karena itu solusinya pemerintah harus melakukan pendekatan kepada masyarakat dan memberikan alternatif usaha untuk menyambung hidup dan melanjutkan aktivitas ekonomi mereka zonder menambang ems. Tanpa itu, pemberantasan tambang emas ilegal  tak akan berhasil.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Science23 Februari 2025, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 23 Februari 2025, Potensi Turun Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan pada 23 Februari 2025. (Sumber : Pixabay.com/@holgerheinze0)
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)