Tafsir Kontekstual Sumpah Pemuda

Minggu 29 Oktober 2017, 09:24 WIB

SUAKABUMIUPDATE.com - Ada dua sumpah yang pernah diucapkan baik secara perorangan juga oleh sebuah kelompok sosial dan ini ditetapkan sebagai sumpah fenomenal,  yaitu Amukti Palapa, sumpah seorang Gajahmada untuk membebaskan nusantara dari pengaruh kekuasaan asing sebelum dia lengser atau purna dari jabatan sebagai seorang patih Majapahit. Sumpah Palapa ini diucapkan pada tahun 1336 M, saat Kerajaan Wilwatikta atau Majapahit berada di puncak kejayaan. Dalam versi Babad Tanah Jawi, Amukti Papala ini diucapkan oleh Gajahmada pada tahun 1334 M.

Beberapa ahli sejarah masih memiliki penafsiran berbeda terhadap makna di balik Amukti Palapa  serta peristiwa yang terjadi saat Gajahmada mengucapkannya. Secara bahasa, sejarahwan ada yang menafsirkan Amukti Palapa diucapkan oleh Gajahmada setelah ia meminum air kelapa, penafsiran kelapa ini merujuk pada arti Palapa. Namun sumber lain menyebutkan, arti dari Amukti Palapa adalah purna tugas, atau selesai memegang jabatan. Dengan kalimat sederhana dapat ditafsirkan, Gajahmada tetap akan mempersatukan nusantara sampai ia selesai menunaikan tugas sebagai seorang patih.

Upaya Gajahmada –menurut Babad Tanah Jawi – dapat dikatakan cukup berhasil, pada tahun 1365 M, 31 tahun setelah Amukti Palapa diucapkan, hampir seluruh kepulauan di nusantara dapat dikuasi oleh kerajaan Majapahit (Majapait, versi Babad Tanah Jawi), antara lain; Tanah Jawa Wétan lan Tengah, Sumatra, wiwit Lampung tekan Acih (Perlak), Bornéo (Banjarmasin), Sélebes (Banggawai, Salaiya, Bantaiyan), Florès (Larantuka), Sumbawa (Dompo), saparoning Malaka lan sabageyaning Nieuw Guinéa (Van Rijkevorsel, 1925:17).

Hanya Tanah Sunda yang tidak pernah ditaktlukkan oleh Majapahit sebagaimana termaktub di dalam buku tersebut: “Tanah Sundha ora ditelukaké. Kang jumeneng ratu ana ing tanah Sundha mau ajejuluk Prabu Wangi, putrané putri dilamar Prabu Ayam Wuruk iya dicaosaké, ananging Prabu Wangi banjur pasulayan karo Patih Gajahmada, nganti dadi perang.” (Tanah Sunda tidak dapat ditaklukkan. Strategi yang dilakukan oleh Hayam Wuruk adalah dengan melamar putri Prabu Wangi.  Raja Tanah Sunda itu tidak menerimanya kemudian ditafsirkan oleh Gajahmada bahwa penaklukkan Sunda harus diakhiri dengan perang). Sampai saat ini, sejarah tentang Perang Bubat bahkan keberadaan Gajahmada sendiri masih merupakan hal yang samar.

Dua versi yang saling bertolak belakang terhadap sikap Gajahmada itu tidak hanya berlangsung saat ini, di akhir abad ke-19, tepatnya pada tahun 1894, Sejarahwan Hindia Belanda, Biegman menulis - di dalam buku Hikajat Tanah Melajoe - bahwa upaya Kerajaan Majapahit untuk memperluas wilayah kekuasaannya itu disebut sebagai bentuk penjajahan atas kerajaan-kerajaan lain yang telah ada di nusantara. Kalau orang Madjapahit singgah di tanah jang asing, maka atjap kali diboetnja kampoeng disitoe, diantara kampoeng itoe ada jang mendjadi Bandar  jang ramai, sebab itoe djadjahan Madjapahit bertambah-tambah loeas (Biegman, 1894: 11). Tentu saja kalimat yang ditulis dalam pandangan seorang Hindia Belanda berbeda dengan sudut pandang kaum aristokrat pra kemerdekaan. Dalam pandangan kaum terpelajar Indonesia, penaklukkan oleh Gajahmada merupakan upaya untuk menyatukan nusantara, dengan konteks saat itu telah datang orang-orang asing ke wilayah ini.

Sumpah kedua yang sangat fenomenal yaitu Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, diikrarkan saat kongres pemuda se-Indonesia ke II di Jakarta. Sumpah itu berisi; para pemuda mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan berbahasa yang satu, bahasa Indonesia.

Ketiga unsur yang dicantumkan dalam Sumpah Pemuda itu merupakan dua dari empat syarat  berdirinya sebuah negara, adanya tempat dan rakyat. Sumpah Pemuda merupakan tekad dari para pemuda untuk merdeka dan lepas dari pemerintahan Belanda. Pesan kepada dunia tentang tunas negara baru telah mulai tumbuh.

Kita bukan merupakan pelaku sejarah saat itu, tetapi dengan membaca dan meneliti fakta-fakta sejarah tentang Kongres Pemuda di Jakarta dapat membuat diri kita –terutama para pemuda – sangat merinding sebagai tanggapan terhadap tekad mereka untuk lebih mengedepankan semangat persatuan dan tujuan bersama dari sekadar egosentrisme kelompok dan keakuan, rasa bangga terhadap golongan.

 Para pemuda waktu itu menyadari, persatuan dan kesatuan merupakan hal berbeda, sebab persatuan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. 17 tahun setelah Sumpah Pemuda, tekad persatuan ini telah mengilhami para founding father negara ini dengan menempatkannya pada sila ke-3 dari Pancasila, Persatuan Indonesia.

Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah semangat inklusivitas dengan mengabaikan eksklusivitas masing-masing kelompok. Jong Java tidak merasa lebih agung dari Jong Celebes, Jong Islamieten Bond yang didirikan di Batavia pada tahun 1925 tidak merasa lebih suci dari Perkumpulan Pemuda Kristen. Para veteran Jong Islamieten Bond seperti Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, Syafrudin Prawiranegara, dan Mohammad Natsir merupakan pemuda-pemuda yang memiliki andil di dalam merumuskan ideologi negara ini.

Kesadaran baru dari para pemuda dan kelompok-kelompoknya terbuka pada dekade kedua di abad ke-20. Pemerintah Hindia Belanda pada dekade pertama memberikan keleluasaan terhadap pendirian berbagai organisasi kepemudaan tidak sekadar untuk menggali potensi pemuda Hindia Belanda saja, kecuali itu dilatarbelakangi juga untuk menumbuhkan  sikap eksklusif para pemuda atas etnisitasnya. Jong Java merasa bangga dengan kesukuannya terjebak dalam romantisme kejayaan leluhur mereka.

Jong Sumatera pun demikian, mereka merasa diri sebagai pemuda superior karena bahasa Melayu yang telah menjadi bahasa pergaulan di nusantara merupakan bahasa milik mereka. Pada tahun 1925, barulah kesadaran baru lahir, sebuah kesadaran ideologis untuk mempersatukan seluruh unsur pemuda dari berbagai latar belakang, agama, suku, dan golongan.

Sumpah Pemuda merupakan ikrar suci tentang satu ikatan, satu tumpah darah, satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Dengan sikap rendah hati, Jong Sumatera tidak merasa kecewa bahasa Melayu diganti dengan sebutan baru, Bahasa Indonesia. Di dalam A Short History of Indonesia disebutkan:

The language that the Congress called ‘Indonesian’ was a modernized  form of a much older language, Malay, originating from the Riau area of Sumatera and the southern part of the Malay Peninsula.  It was the first language of only a small proportion of the inhabitants of the Indies. However, Malay was widely spoken throughout the archipelago, being the language of inter-ethnic trade and of Islam. It was also largely a non-hierarchical language, and thus one that appealed to the spirit of modernity and democracy which inspired many of those who attended the Youth Congress (Collin Brown, 2003:107).

Bahasa yang disebutkan dalam kongres itu yaitu bahasa Indonesia, merupakan bentuk modern dari bahasa lama, Melayu, bahasa yang bersumber atau berasal dari Riau dan Sumatera, dan bagian selatan Malaya. Bahasa ini telah banyak dilafalkan dari pulau ke pulau, telah menjadi bahasa antar etnis di dalam dunia perdagangan dan Islam, bahasa ini menunjukkan semangat kemajuan dan demokrasi kemudian menjadi landasan berpijak penyelenggaraan Kongres Pemuda.

Pemuda-pemuda bersama lembaga-lembaganya telah mewujud menjadi manusia-manusia terbuka. Apalagi jika kita membaca isi pertama dari Sumpah Pemuda, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Syair dalam lagu Indonesia Pusaka akan membuat kita termenung, Kenapa Ismail Marzuki menuliskan: Di sana tempat lahir beta (?) Tidak menggunakan kata tunjuk dekat: di sini? Hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan tempat dengan cakupan yang lebih luas, tidak sekadar di sini sebagai tempat dengan cakupan yang lebih kecil.

Untuk itu, sesuai dengan penggalan sejarah yang dituliskan di atas, menjadi keniscayaan, para pemuda di zaman sekarang dengan berbagai organisiasi, kelompok, dan golongan harus membuang sikap eksklusif atas kelompoknya. Seperti halnya pemuda-pemuda di negara ini yang telah membuang sikap keakuan-nya pada tahun 1928. Mereka diakui bukan hanya oleh kita, juga oleh dunia. Maka sangat benar, pemuda-pemuda yang dihasilkan oleh pergolakan sejarah pada dekade ke dua abad 20 merupakan sosok-sosok seperti unggakapan Bung Karno: “Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku guncangkan seluruh dunia”.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa
Food & Travel21 November 2024, 20:00 WIB

Wisata Populer di Banten, Kamu Harus Kunjungi 5 Tempat Ini Saat Liburan!

Dengan beragam pilihan destinasi, mulai dari pantai yang eksotis hingga peninggalan sejarah yang kaya, Banten mampu memanjakan setiap wisatawan.
Pulau Peucang, Banten memang menyimpan segudang pesona wisata yang sayang untuk dilewatkan, terutama saat liburan. (Sumber : tnujungkulon.menlhk.go.id)
Sehat21 November 2024, 19:30 WIB

Gagal Jantung Sisi Kiri : Ketahui Jenis dan Gejalanya

Gagal jantung sisi kiri adalah kondisi di mana sisi kiri jantung tidak mampu memompa darah dengan efisien ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan darah menumpuk di paru-paru dan menimbulkan gejala seperti sesak napas.
Ilustrasi gagal jantung sisi kiri (Sumber : Freepik/@msgrowth)
Food & Travel21 November 2024, 19:00 WIB

Pesona Sunset dan Pasir Putih, Wisata Pantai Santolo Garut HTM Cuma Rp10.000!

Pantai Santolo Garut memiliki pasir putih yang lembut dan bersih, yang sempurna untuk berjemur dan bermain air.
Sunset di Pantai Santolo Garut. Foto: IG/ummifatravelling