SUKABUMIUPDATE.com - Sebulan lagi atau 30 April 2022, siaran televisi atau TV analog di 12 daerah di Jawa Barat akan menghilang untuk digantikan oleh siaran televisi digital. Penghentian siaran analog atau analogue switch-off (ASO) pada 30 April itu merupakan tahap pertama.
“Tahap kedua pada 25 Agustus, terakhir 2 November 2022,” kata Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti di seminar nasional hybrid tentang ASO di Auditorium Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Rabu (30/3/2022).
Siaran televisi di 12 wilayah kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat yang akan dimatikan itu meliputi Kabupaten Garut, Cirebon, Kuningan, Kota Cirebon, Ciamis, Pangandaran, Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Cianjur, Majalengka, dan Sumedang.
Setelah 30 April 2022 TV analog tidak lagi tayang dan secara penuh bersiaran di TV Digital. “Digitalisasi merupakan keniscayaan,” kata Niken.
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyiapkan infrastruktur seperti satelit Palapa Ring dan menyiapkan satelit Satria pada 2023. “Untuk menutup wilayah yang blankspot,” ujar Niken.
Keharusan beralih ke digital, menurut Niken, untuk efisiensi frekuensi. Siaran televisi analog oleh setiap stasiun yang berjumlah hampir 800 televisi, masing-masing menggunakan sebuah frekuensi.
Sementara frekuensi adalah sumber daya yang sangat terbatas dan tidak bisa ditambah. Di sisi lain, teknologi internet juga membutuhkan kanal frekuensi. “Frekuensi untuk broadcasting ini boros sekali, jadi perlu ditata ulang,” kata Niken.
Adapun bagi masyarakat disarankan untuk membeli alat set top box yang sudah terverifikasi oleh Kominfo. Alat itu berguna untuk menangkap siaran digital pada televisi milik warga yang teknologinya belum mendukung.
Menurut Niken, alat yang terverifikasi Kominfo berarti telah layak pakai. “Kalau tidak terverifikasi itu tidak lolos uji layak operasi, kalau dicolok tidak kompatibel dengan TV yang biasa,” ujarnya.
Jumlah pengguna tv analog di Indonesia sekitar 44 juta. Pemerintah akan memberi alat set top box itu secara gratis bagi kalangan warga tidak mampu.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Penyiaran Daerah Jawa Barat Achmad Abdul Basith, mengatakan pihaknya menemukan masalah yang krusial setelah berkeliling 27 daerah. Di wilayah selatan Jawa Barat, menurutnya, sebagian besar merupakan daerah blankspot. “Mereka tidak bisa menerima siaran televisi analog terrestrial,” ujarnya.
Solusinya, mereka memakai parabola atau langganan televisi berbayar. Pun warga di daerah Jatinangor, Sumedang, tempat kampus Unpad dan kosan mahasiswa, sulit mendapat sinyal televisi. Basith berharap siaran televisi digital bisa mengatasi warga yang selama ini kesulitan mengakses hiburan atau informasi dari penyiaran.
SUMBER: TEMPO.CO