SUKABUMIUPDATE.com - Bencana tanah longsor selama lima tahun terakhir ini di Jawa Barat terus meningkat. Setiawan Wangsaatmaja selaku Sekretariat Daerah Provinsi Jabar Mengatakan, jika bencana tanah longsor terjadi sebanyak 1.387 kali pada tahun 2021.
“Tanah longsor ini berkorelasi dengan kerusakan lingkungan yang terjadi, hutan rusak, vegetasi tanaman kerasnya berkurang,” kata dia di acara webinar peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72 gelaran BMKG Bandung, Senin 21 Maret 2022, seperti melansir dari tempo.co.
Selain itu, kejadian bencana angin puting beliung terdata sebanyak 676 kali dan banjir 335 kali.
Menurut Setiawan, ada lima bulan yang dominan terjadi bencana di Jawa Barat pada 2021, yakni November sebanyak 417 kali, Desember (328), Maret (272), Februari (261) dan Januari (213). Adapun bulan terendah bencana yaitu pada bulan Juli.
Menurut Setiawan, dua bulan dengan jumlah bencana tertinggi, yaitu November dan Desember, seiring dengan curah hujan yang sedang tinggi-tingginya.
“Kalau saya melihat bulan November dan Desember itu pasti ada korelasinya terkait dengan masalah hujan,” ujarnya.
Selain itu ada lima daerah kejadian bencana tertinggi yaitu Kabupaten Bogor sebanyak 699 kali, Sukabumi (390), Kota Bogor (209), Kabupaten Ciamis (166) dan Kabupaten Bandung (137).
Setiawan mengatakan pihaknya terus menelaah kenapa kejadian bencana tertinggi di lima daerah itu.
“Apakah memang kerusakan lingkungan yang sangat berpengaruh dan cepat sekali ataukah faktor lain,” kata dia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, selintas tingginya kejadian bencana di lima daerah itu karena faktor lokalnya sangat kuat sekali.
Lokasinya berada di daerah pegunungan yang mudah terjadi hujan orografis.
“Tanah longsor bergabung dengan kondisi lingkungan, sinergi curah hujan, kemiringan lereng, dan kerusakan lingkungan alam,” ujarnya di acara yang sama.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dani Ramdan, dari data statistik terlihat tren kejadian tanah longsor selama lima tahun selalu teratas dan terus meningkat kasusnya.
Pada Januari hingga Februari 2022 dengan total 265 kejadian bencana, sebanyak 126 diantaranya merupakan angin puting beliung, kemudian 97 kasus merupakan tanah longsor. “Sepuluh orang meninggal umumnya korban longsor,” kata dia.
Jawa Barat, menurutnya, sejak 19 Oktober 2021 hingga 30 April 2022 memberlakukan status siaga darurat bencana.
SUMBER: TEMPO.CO