SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyimpan alat berat untuk kawasan bencana di Kabupaten Sukabumi wilayah selatan juga Garut. Alat berat tersebut disiapkan di UPTD agar lebih cepat mencapai lokasi saat terjadi bencana longsor.
"Antisipasi longsor itu dari Selatan Sukabumi, Garut, Sukabumi itu menyiapkan alat berat di UPTD levelnya. Tidak lagi di kantor dinas ataupun BPBD karena jaraknya cukup jauh dari BPBD,” ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar Dani Ramdan secara daring pada Jabar Punya Informasi di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (12/11/2021).
BPBD Jabar menyebut, Garut menempati rangking kedua dari indeks rawan bencana di Jabar setelah Cianjur. Kemudian setelah Garut ada Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Bogor. Sementara di utara, rawan bencana itu Karawang, Cirebon dan Indramayu.
Selain itu BPBD mencatat di ada 57 titik banjir yang terus dipantau dan diantisipasi di kabupaten/kota. Dalam hal ini, BPBD berbagi peran dalam penanganan banjir dari hulu hingga hilir.
"Kalau dari hulunya mulai dari pemanfaatan ruang terkendali sesuai dengan rencana tata ruang kemudian daerah kritis bisa dipulihkan dan hutan lestari oleh dinas kehutanan, dikelola lagi sungainya oleh dinas sumber daya air dan juga drainase oleh dinas perumahan dan permukiman, lalu sampahnya oleh dinas lingkungan hidup," ujarnya.
Menurut Dani, BPBD melakukan penanganan di hilir, dimana penanganan bencana itu pencegahan dan kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
“Namun kalau hari ini kita masih terjadi banjir maka kita masuk pada tanggap darurat dan saat ini BPBD sudah mengantisipasi, pertama sudah menetapkan status siaga darurat atau siaga satu oleh Pak Gubernur ini ditandai dengan aktivasi posko siaga darurat satu kali 24 jam tujuh hari dalam seminggu dan juga siaga TNI/Polri," jelasnya.
Dani menambahkan, bencana hidrometeorologi harus diwaspadai terlebih saat ini belum memasuki puncak musim penghujan.