SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengajak para pelaku usaha tetap optimis untuk memulihkan ekonomi. Hingga kuartal II pertumbuhan ekonomi Jabar naik 6,13 persen.
"Jadi saya ingin mengajak dulu kawan-kawan sementara untuk optimis," ujar Ridwan Kamil saat Dialog Pemulihan Ekonomi Jawa Barat yang dilakukan secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (23/9/2021).
Saat ini satu disrupsi yakni pandemi COVID-19 sudah berangsur membaik dengan adanya beberapa indikator penanganan COVID-19 yang mulai membaik.
Contohnya, tingkat keterisian kamar tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit untuk COVID-19. "Saat ini keterisian rumah sakit di Jabar mencapai 6 persen, yang sebelumnya 91 persen. Saya sangat bersyukur tapi juga harus tetap waspada sampai betul-betul COVID-19 mereda," imbuhnya.
"Saat ini keterisian rumah sakit di Jabar mencapai 6 persen, yang sebelumnya 91 persen. Saya sangat bersyukur tapi juga harus tetap waspada sampai betul-betul COVID-19 mereda," imbuhnya.
Sementara di sisi makro, ekonomi Jabar menunjukkan tanda-tanda positif. Pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 tumbuh 6,13 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Begitu juga sisi ekspor, Jabar menempati urutan pertama karena tercatat sebesar USD21.556 miliar pada periode Januari hingga Agustus 2021. Angka ini setara dengan 15,18 persen dari total ekspor Indonesia..
Investasi Jawa Barat juga menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Adapun Penanaman Modal Asing (PMA) Jawa Barat mencapai USD1,5 miliar atau 19,85 persen dari total realisasi PMA Indonesia.
"Karena problem pertama baru selesai yaitu si serangan varian delta yang memutus interaksi fisik baru minggu-minggu ini berhasil kita kendalikan," ungkap Ridwan Kamil.
"Sehingga pertemuan tatap muka, fisik interaksi sosial akan kita perbaiki," lanjutnya. Ia berpesan agar para pelaku usaha untuk membuat daftar apa saja yang mempengaruhi ekonomi Jabar akibat pandemi.
Kemudian daftar tersebut digolongkan berdasarkan kewenangan dan lingkup permasalahnya. Urutan pertama adalah masalah ekonomi yang diakibatkan oleh isu global. Daftar permasalahan yang berkaitan dengan isu global tersebut kemudian akan disampaikan kepada para Duta Besar Indonesia di negara lain.
Kedua adalah masalah ekonomi yang berasal dari isu nasional. Nantinya, permasalahan ini akan dibawa oleh Ridwan Kamil untuk disampaikan kepada stekholders berkaitan.
Kemudian permasalahan ekonomi yang berkaitan dengan Pemerintah Provinsi. Untuk permasalahan ini kata Ridwan Kamil, dirinya bisa langsung melakukan keputusan.
Sebagai salah satu contohnya adalah yang berkaitan dengan kebikakan relaksasi pajak kendaraan bermotor. Urutan terakhir adalah permasalahan yang berkaitan dengan regional.
Dirinya juga bisa ikut membantu dengan cara memberikan instruksi kepada bupati dan wali kota. Terkait dengan disrupsi akibat revolusi industri 4.0. ada beberapa pekerjaan yang akan hilang. Namun akan ada banyak juga pekerjaan baru yang akan muncul.
"Kita mengalami dua disrupsi. Disrupsi pertama itu belum dipahami dan belum selesai, yaitu disrupsi 4.0. Disrupsi 4.0 masih kita telaah, akan hilang 73 juta pekerjaan, tapi juga akan hadir 150 juta pekerjaan baru," tambahnya.