SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Komisi Informasi Jawa Barat Ijang Faisal mengatakan keterbukaan informasi publik harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh kalangan ibu-ibu karena perannya yang bisa menggantikan siapa pun, namun tidak bisa digantikan siapa pun.
Hal itu disampaikan Ijang saat membuka acara Webinar "Mother and Economic Independen" yang diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom webinar dan YouTube oleh On Behalf of Work with Heart, kelompok penerima beasiswa Jabar Future Leader yang penyelenggaraannya didukung Komisi Informasi Jawa Barat, Komunitas Mama My Is Hero, OKEZONE, dan Martha Tilaar, Ahad, 15 Agustus 2021.
Lebih lanjut Ijang menyampaikan sosok ibu sangat berarti dalam kehidupan. Memiliki cerita tentang cinta, kasih sayang, dan sebuah perjuangan, terlebih saat pandemi. Banyak ibu-ibu yang menjadi kepala keluarga dari sisi penopangan kebutuhan keluarga.
Hadir dalam acara tersebut Richard Adam sebagai owner Mama is My Heroo's dan tiga narasumber yaitu, Ema Widiastuti sebagai Direktur Pengembangan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation), Yadi Hendriana selaku Direktur News MNC Portal Indonesia sekaligus Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, dan Atalia Praratya.
Dalam pemaparannya, Ema Widiastuti mengatakan peranan ibu sangat penting untuk meningkatkan keterbukaan informasi karena ibu salah satu contoh leadership dan inspirasi seorang anak. Tidak hanya itu, ungkapnya, seorang ibu bisa menjadi hero untuk keluarga bahkan para pekerjanya.
Tidak ada salahnya sosok wanita yang bekerja untuk keluarganya bahkan menjadi kepala rumah tangganya karena suami yang di-PHK selama pandemi ini. "Saya pribadi menjadikan pencapaian ini suatu apresiasi untuk diri sendiri bahwa kita sebagai wanita memiliki value untuk mandiri financial," katanya.
Sementara Yadi Hendriana, menambahkan ibu adalah sisi cahaya, miracle, dan keajaiban, karena mereka bisa membuat semua tenang dan senang. Ia juga berbicara tanggung jawab dari sosok ibu. "Ketika wanita memiliki peran di luar sana, mungkin akan lebih disoroti."
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya menyampaikan peran ibu di masa pandemi harus mandiri dan berdaya. "Hati seorang ibu adalah kelas pembelajaran, cinta, dan sumber keberanian bagi anaknya," ucap dia.
Lebih lanjut Atalia mengungkapkan permasalahan perempuan pada masa pandemi banyak dihadapi karena mereka sebagai penyangga rumah tangga.
"Permasalahan di antaranya pekerja perempuan banyak kena PHK, yang bekerja dalam sektor pelayanan langsung sulit untuk menjaga jarak, tidak semua ibu mampu membimbing anaknya selama kegiatan belajar di rumah, dan beban perempuan meningkat dalam mengurus rumah tangga terutama perempuan yang menjadi kepala keluarga," sambung Atalia