SUKABUMIUPDATE.com - Dua nelayan menjadi korban kecelakaan laut di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (14/7/2021) dini hari. Dua nelayan tersebut adalah Jamal dan Tarmudi. Mereka tenggelam, setelah perahunya diterjang gelombang tinggi.
"Saat itu mereka sedang pasang jangkar, tapi belum apa-apa sudah diterjang gelombang," tutur Salman (23 tahun), salah seorang nelayan saat ditemui di Pelabuhan Jayanti, Kamis (15/7/2021).
Salman menyatakan, cuaca yang tidak bersahabat membuat nelayan tidak melaut. Mereka memilih menepikan perahunya di Pelabuhan Jayanti, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, karena angin kencang dan gelombang yang tinggi.
"Sudah dua hari saya tidak melaut. Ombaknya tinggi dan anginnya kencang," ujar Salman.
Selain berbahaya, menurut Salman, kondisi seperti ini juga menyebabkan ikan sulit ditangkap.
"Jadi, kalaupun nekad berangkat melaut, tak akan mendapatkan ikan," kata dia.
Sementara itu, Relawan Tangguh Bencana (Retana) BPBD Kabupaten Cianjur, Sandi Guntara, mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari nelayan yang tenggelam saat sedang mencari ikan di Perairan Jayanti.
"Perahu itu terbalik setelah dihempas gelombang. Dua orang nelayan yang ada di atasnya langsung tenggelam. Bahkan nelayan lain yang melihat kejadian sempat melakukan pencarian, tapi tidak membuahkan hasil," terang Sandi.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Polair Cianjur, Retana dan nelayan setempat lalu melakukan penyisiran agar segera menemukan tubuh korban yang diduga terbawa arus bawah laut.
Pencarian yang dilakukan sejak dini hari itupun membuahkan hasil. Petugas menemukan Tarmudi dalam kondisi tidak bernyawa mengambang beberapa ratus meter dari lokasi pertama dilaporkan hilang.
"Jasadnya langsung dibawa ke puskesmas terdekat. Sedangkan pencarian dilanjutkan untuk menemukan jasad nelayan lainnya," katanya.
Adapun pencarian masih dilakukan untuk menemukan Jamal.
Tim gabungan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyisir tengah laut menggunakan perahu karet dan kapal nelayan, sedangkan tim lainnya menyisir pinggiran pantai, sebagai upaya cepat menemukan tubuh korban.
"Hingga sore menjelang belum ada tanda keberadaan korban. Harapan kami pencarian hari pertama dapat membuahkan hasil," terang Sandi.
Sandi menambahkan, tim mengalami kendala dalam melakukan pencarian karena gelombang tinggi dan angin kencang. "Kami kesulitan karena ombak besar dan angin kencang," tukasnya.