SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan tenaga kesehatan yang bertugas di sejumlah tempat isolasi Covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, disinyalir sudah berada di titik jenuh setelah hampir 2 tahun bertugas menangani pandemi. Saat ini mereka membutuhkan penyegaran.
Data RSUD Sayang, mencatat ada sekitar 340 perawat yang bertugas di ruang isolasi yang ada di rumah sakit milik Pemkab Cianjur itu. "Hampir dua tahun terakhir, kami menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Ini bukan waktu yang singkat, banyak resiko yang kami hadapi. Seharusnya, dilakukan penyegaran bagi para perawat," kata salah seorang perawat yang meminta identitasnya tidak diungkap, kepada awak media Kamis (17/6/2021).
Bukan hanya resiko terpapar Covid-19, lanjutnya, pemakaian hazmat selama menjalankan tugas juga cukup berdampak pada kondisi kesehatan perawat.
Baca Juga :
"Selama dua tahun, setiap hari kami harus bertugas dengan menggunakan hazmat sebagai SOP. Namun, kondisi ini memperburuk kondisi kami. Karena, dengan penggunaan hazmat yang cukup lama membuat kami sesak. Tak jarang ada perawat yang hingga mengeluhkan pusing serta mual akibat kurangnya asupan oksigen," jelasnya.
Selain itu, kata nara sumber perhatian pemerintah daerah terkait dengan kesejahteraan para perawat di tempat isolasi Covid-19 dinilai masih belum maksimal.
"Jika melihat aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, besaran insentif bagi perawat berkisar Rp 7,5 juta per bulan. Namun, kami hanya menerima Rp 3 juta per bulan. Karena disesuaikan dengan kemampuan kas dari Pemkab Cianjur," katanya.
Ia juga mencatat saat ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cianjur mengalami lonjakan. Hampir seluruh tempat tidur pasien atau bed di sembilan ruang isolasi di RSUD Sayang Cianjur terisi.
"Jika dilihat dari peningkatan kasus terkonfirmasi sejak menjelang hingga usai lebaran, mungkin kenaikan kasusnya mencapai 80 persen. Tapi yang tahu data itu ada di bagian medrek RSUD," ucapnya.
Sebelumnya, sebanyak enam pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cianjur meninggal dunia dalam rentang satu pekan terakhir. Padahal, sebelumnya angka pasien positif Covid-19 yang meninggal hanya berjumlah 1-2 orang dalam sebulan.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur dr Yusman Faisal, mengatakan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia seiring dengan melonjaknya jumlah kasus terkonfirmasi positif dalam sepekan terakhir.
"Jumlahnya memang ikut naik juga, sebelumnya dalam satu bulan hanya 1-2 pasien yang meninggal dunia. Tapi saat ini sudah enam pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dalam sepekan," kata Yusman.