SUKABUMIUPDATE.com - Dua anak di Kota Cimahi Jawa Barat harus putus sekolah gara-gara kecanduan game online. Keduanya kini dalam perawatan, dan dipantau oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia)
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan keduanya diagnosis adiksi game online. Kedua siswa SMP kelas VII kini menjalani perawatan untuk pemulihan .
"Ada 2 siswa kelas 7 SMP di Kota Cimahi berhenti sekolah sementara. Mereka harus menjalani perawatan dan pemulihan akibat kecanduan game online," ungkap Retno saat dikonfirmasi Suara.com, Rabu (24/3/2021).
Menyalin suara.com, Retno mengungkapkan temuan ini berdasarkan laporan dari pihak sekolah. Guru baru mengetahuinya setelah anak tersebut tidak muncul saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19 mewabah aktivitas pembelajaran dialihkan secara daring atau online, yang disebut PJJ. Kebijakan tersebut otomatis mengharuskan siswa harus bergelut dengan ponsel atau gawai.
Ia menjelaskan, sejak kecanduan game online kedua anak tersebut pola tidurnya menjadi berubah. Dimana seharusnya mengikuti pembelajaran secara online, kedua siswa itu malah tidur.
"Dia main game sampai subuh. Setelah subuh tidur, jadi saat PJJ mereka malah tidur," ujarnya.
Retno menerangkan, dibutuhkan komitmen dan pengawasan orang tua yang kuat untuk menghindari dampak buruk gawai. Ancamannya tak hanya game online, tapi juga pornografi.
Banyak orang tua tidak membuat aturan main soal akses gawai kepada anak-anaknya. "Saat orang tua tidur, anak main game online sampai pagi. Kemudian saat keduanya (orang tua) bekerja, anaknya tidak terpantau ikut PJJ atau tidak. Sekolah malah yang tahu lebih dulu," ungkapnya.
Saat ini, lanjut Retno, kedua anak yang mengalami adiksi game online tersebut tengah menjalani rawat jalan untuk memulihkan kondisinya. "Rawan jalan, terapi dengan psikiater. Proses penyembuhannya lama kalau sudah kecanduan," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono mengaku baru mengetahui ada siswa kelas VII SMP di Kota Cimahi yang mengalami kecanduan game online sehingga harus berhenti sementara dari sekolah. "Saya belum terima laporannya. Nanti saya cek," ucapnya.
sumber: suara.com