SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini, pemerintah pusat dan Provinsi Jabar (Jawa Barat) membahas pengembangan selatan Jawa Barat. Salah satunya JTS (Jalur Tengah Selatan) sepanjang 312,26 kilometer membentang dari Bagbagan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi hingga Ciamis.
Ini terungkap dalam lima usulan Jawa Barat kepada pemerintah pusat yang dibahas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pengembangan Wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) Selasa 16 Februari 2021 lalu, dengan sejumlah menteri dan kepala daerah di Jabar.
Dalam rapat secara virtual ini, pengembangan Jabar selatan dibahas sebagai salah satu dari lima usulan tersebut. Ini penting karena wilayah Jabar selatan ditinggali oleh 3.771.547 penduduk dengan luas wilayah 10.059 kilometer persegi atau sekitar 28,36 persen dari total luas wilayah Jawa Barat.
Mengutip rilis humas Kemenko Marves, untuk pengembangan Jabar Selatan akan dibangun segmen Jalur Tengah Selatan (JTS) yang membentang 321,26 kilometer. Dari kawasan Kabupaten Sukabumi ke Cianjur, Bandung, Garut Tasikmalaya hingga Ciamis.
Untuk Kabupaten disebutkan Jalur Tengah Selatan ini akan melintasi sejumlah kawasan di Kabupaten Sukabumi mulai dari Bagbagan Palabuahnratu, Kiaradua (Simpenan), Lengkong, Segaranten, dan Curugkembar. Menuju Tanggeung, Ciwidey, Pangalengan, Cikajang, Bantar Kalong dan Kerta Rahayu.
“Jabar Selatan ini memang perlu lebih banyak intervensi pemerintah. Jalan ini akan bagus sekali untuk tahap awal,” beber Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil dalam kesempatan itu.
Menanggapi pernyataan Menteri ATR/BPN, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan Jabar Selatan perlu menjadi perhatian agar wilayah tersebut memperoleh keadilan infrastruktur dan tidak tertinggal secara akses dan fasilitas dibandingkan wilayah lain di Jabar. “Apalagi Jabar Selatan memiliki potensi pariwisata yang tinggi,” imbuhnya.
Sepakat dengan pernyataan tersebut, Menko Luhut menuturkan, “JTS menjadi sangat kritis menurut saya karena bergerak di enam sektor krusial, yaitu transportasi, pengairan dan irigasi, air minum dan sanitasi, pariwisata dan ekonomi, penanganan bencana, serta kelautan dan perikanan.”
Senada, Gubernur Ridwan menegaskan agar infrastruktur air dapat menempati prioritas utama, yang dilanjutkan dengan transportasi dan keterhubungan
Sebagai informasi, rakor ini selain dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri ATR/BPN, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Gubernur Jawa Barat, dan para Kepala Daerah tingkat II.