SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat H.A Sopyan memberikan apresiasi kepada para kelompok tani pembudidaya hasil hutan bukan kayu yang masih bisa bertahan di masa pandemi COVID-19 ini.
Menurutnya, banyak sektor usaha kehutanan bukan kayu yang perlu mendapat stimulan, agar pada tahun ini tetap bertahan dan mampu melewati dampak pelemahan laju pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga :
Kegiatan usaha kehutanan bukan kayu yang mampu bertahan, kata H.A Sopyan diantaranya budidaya jamur yang memanfaatkan limbah serbuk gergaji, tumbuhan obat-obatan dan madu.
Usaha-usaha tersebut terbukti mampu memberi manfaat sebagai sumber pangan yang sehat, obat alternatif sekaligus bernilai ekonomis.
"Usaha-usaha yang dikelola oleh masyarakat yang memiliki daya juang seperti ini, perlu mendapat dukungan pemerintah," kata H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com, Minggu (21/2/2021).
Ia mengatakan akan terus mengoptimalkan fasilitasi terhadap sektor-sektor kehutanan, agar bisa berkembang dan memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.
"Orientasi kegiatan dan program pemerintah itu harus sebesar-besarnya mendatangkan manfaat untuk masyarakat," tandasnya.
Disalin dari website DPRD Provinsi Jawa Barat, Komisi II memberikan apresiasi kepada kelompok tani Mekar Jaya saat meninjau pembudidayaan hasil hutan bukan kayu di Desa Dawagung, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya. Kamis, (11/2/21) lalu. Kelompok tani tersebut membudidayakan Jamur Kayu dengan memanfaatkan limbah serbuk gergaji.
Menurut Plt Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VI Tasikmalaya Asep Wawan Setiawan, ada berbagai produksi hasil hutan bukan kayu di wilayahnya, seperti halnya pembudidayaan Jamur Kayu dengan total produksi mencapai 19.750,26 Kg pada Tahun 2020.
"Ini sifatnya memanfaatkan limbah serbuk gergaji yang dimanfaatkan kelompok masyarakat untuk budidaya jamur kayu," ucap Asep.