SUKABUMIUPATE.com - Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Gerindra, H.A Sopyan BHM mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak Pandemi Covid-19 di Jawa Barat, telah menghantam sektor-sektor lapangan usaha yang punya kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat (Jabar) pada tahun 2020.
Selain berpengaruh terhadap PDRB Jabar, pandemi juga menghantam sektor-sektor yang selama ini punya pengaruh besar kepada pendapatan fiskal pemerintah daerah, kepada tingkat kemiskinan, kepada tingkat pengangguran dan ekspor Jabar.
Menurut H.A Sopyan berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Jawa Barat hingga bulan Mei 2020 lalu, sebanyak 16.845 orang karyawan telah di PHK (Putus Hubungan Kerja), 78.312 orang karyawan dirumahkan, 1.931 perusahaan terganggu usahanya, 951 perusahaan merumahkan karyawannya dan 440 perusahaan mem-PHK karyawannya.
"Kondisinya hari ini belum pulih sepenuhnya. Karena itu perlu realiasi investasi baru," kata H.A Sopyan kepada sukabumiupdate.com, 4 Februari 2021.
Namun meski terjadi pelemahan ekonomi Jabar pada tahun 2020, legislator asal Daerah Pemilihan Jabar lima meliputi Kota/Kabupaten Sukabumi tersebut menatap optimis ekonomi Jabar memasuki awal tahun 2021 ini.
Karena menurutnya angin segar mulai datang memasuki triwulan keempat 2020 lalu, perusahaan global maupun nasional ternyata masih berminat melakukan investasi di Jabar.
Hingga November 2020, lanjut H.A Sopyan Jabar berhasil mencatat total investasi lebih dari Rp380 triliun. Angka tersebut diperoleh dari penyelenggaraan West Java Investment Summits (WJIS) pada 16-17 November 2020 lalu di Bandung.
Adapun total nilai investasi lebih dari Rp380 triliun sendiri bersumber dari empat kategori, yakni realized investment (nilai realisasi investasi periode Januari hingga September 2020), kemudian preparation stage (tahap persiapan investasi), commitment stage (tahap komitmen investasi) dan keempat ready to offer (nilai tahap investasi siap tender).
Dengan jumlah angka tersebut ditambah dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan pemerintah pusat lewat Pinjaman Pemulihan Ekonimi Nasional (PEN) Daerah yang telah diterima Pemerintah Provinsi Jabar, ia optimis dapat memicu lebih cepat pemulihan perekonomian Jabar.
"Saya optimis jika saja 20 sampai 25 persen proyek investasi itu bisa dikerjakan oleh pelaku usaha atau pengusaha lokal dan regional Jabar, mereka bisa membantu mempercepat recovery (pemulihan) ekonomi Jabar. Intinya ada kolaborasi," terang mantan Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dua periode ini.
Menutup pendapatnya, politisi asal Kecamatan Cidolog Kabupaten Sukabumi ini menyebut dua kunci agar investasi mampu mempercepat pemulihan ekonomi Jabar.
Yang pertama peningkatan iklim investasi melalui penyederhanaan perizinan berinvestasi di tingkat pemprov dan kab/kota, dan yang kedua yang tidak kalah penting adalah optimalisasi penerapan protokol kesehatan (Prokes).
"Karena investor membutuhkan keyakinan bahwa investasinya tidak akan menyebabkan terjadinya ledakan peningkatan kasus Covid 19 di Jabar," tandasnya.