SUKABUMIUPDATE.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mulai melaksanakan kegiatan Pendataan Keluarga pada tahun 2021 mendatang. Untuk wilayah Jawa Barat akan dilaksanakan pada April dan Mei tahun 2020.
Kegiatan ini untuk menghasilkan data mikro berbasis “by name by address”. Pendataan Keluarga 2021 merupakan kegiatan strategis Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Dikutip dari dari website BKKBN, hasil pendataan dipakai untuk kepentingan perencanaan, evaluasi dan pengukuran kinerja hingga di wilayah administrasi terkecil. "Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini dituntut untuk bekerja keras serta memiliki semangat dan komitmen tinggi untuk menyukseskannya. Mulai tahap persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi," ujar Kepala BKKBN, DR (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat membuka acara tersebut, pada November 2020 silam.
Menurut Hasto Wardoyo, Pendataan Keluarga digelar secara periodik lima tahunan. Terakhir PK digelar tahun 2015. Saat itu pendataan mencakup 63,3 juta keluarga dari total 69,8 juta keluarga yang disasar atau mencakup 90,66 persen keluarga.
"BKKBN bukan hanya membutuhkan data makro, tapi juga mikro yang merupakan bagian dari data penting dan menentukan ketika BKKBN mengambil kebijakan-kebijakan," jelas Hasto. Menghasilkan data mikro, Pendataan Keluarga di antaranya menghasilkan data "by name by address". "Dengan data ini kami bisa mengetahui lokasi keluarga itu berada dan bagaimana bentuk treatment-nya," jelas Hasto.
Digunakan tidak sebatas BKKBN saja, Pendataan Keluarga juga bisa digunakan untuk mendiagnosa kemiskinan, ketertinggalan pembangunan hingga keluarga berkualitas dengan kondisi yang berbeda-beda antar wilayah. Karena itu, selama ini hasil PK juga dimanfaatkan oleh lembaga atau kementerian terkait.
Di antaranya dalam program-program pemberdayaan masyarakat dan social kedepan, demikian kata Hasto, BKKBN akan memasukkan hasil PK ke dalam Indeks Pembangunan Keluarga (IPK). "Harapan kami keluarga bisa disatukan juga dalam indeks tersebut," ujar Hasto.
Untuk itu, ia menilai kemitraan dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) sangat penting dan strategis. "Cukup potret saja, maka ketahuan semuanya. (Hasil) potret keluarga ini untuk (intervensi) meningkatkan kesejahteraan keluarga. Semuanya bisa didapat dalam Geospasial Informasi Sistem," kata Hasto.
Selain itu Hasto PK21 akan memasukkan indikator stunting. Sehingga nantinya akan terpetakan keluarga dengan risiko tinggi stunting.