SUKABUMIUPDATE.com - Suasana riuh penuh sorak dan tepuk tangan menghiasi penyampaian pandangan Fraksi Partai Gerindra Persatuan pada rapat paripurna pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Tahun 2018 -2023, di ruang rapat paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat, Jumat (11/12/2020).
Rapat paripurna yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tersebut mengagendakan penyampaian pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Provinsi Jawa Barat. Sebanyak delapan fraksi di DPRD Provinsi Jawa Barat secara bergiliran menyampaikan pandangan umumnya.
BACA JUGA: H.A Sopyan Bacakan Pandangan Umum Fraksi Gerindra Persatuan Soal Raperda Perubahan RPJMD Jabar
Bukan interupsi atau perdebatan antar peserta yang jadi penyebab riuhnya suasana paripurna, melainkan pantun yang disampaikan juru bicara Fraksi Partai Gerindra Persatuan, H.A Sopyan pada penutup penyampaian pandangan umum fraksinya.
"Cantik warnanya ikan arwana, hasil budidaya orang Cianjur. Satu sifat yang harus dibina, kemanapun pergi harus jujur," kata H.A Sopyan disambut tawa peserta paripurna.
BACA JUGA: Salurkan Hak Pilihnya, H.A Sopyan Sebut Antusiasme Pemilih Tinggi
Tidak hanya satu pantun, mantan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Jawa Barat ini juga menyampaikan dua pantun lainnya dalam penutup pandangan umum fraksinya.
"Burung perkutut dalam sangkar, diberi minum di hari petang. Penuhi janji jangan ingkar, karena janji adalah hutang," ucapnya.
BACA JUGA: Pilkada Sukabumi Saat Pandemi, Pesan H.A Sopyan: Terapkan Prokes Secara Ketat
"Ke Cianjur menarik beca, ke Malabar membeli patin. Pak gubernur sehat selamanya, Jabar juara lahir batin," imbuhnya H.A Sopyan yang sontak disambut tepuk tangan Gubernur Ridwan Kamil yang hadir mewakili Pemprov Jabar.
Di tanya soal pesan apa yang ingin disampaikan dalam pantun-pantunya setelah acara, menurut mantan Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dua periode ini pantun-pantunnya hanya untuk menyegarkan suasana rapat paripurna yang formal dan kaku.
"Pa Ridwan Kamil punya ciri khas menyampaikan pantun kalau pidato. Nah, pantun saya juga ciri khas sebagai ice breaking suasana rapat yang selalu formal," tandasnya sambil tersenyum.