SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak masyarakat kelas menengah atas agar membelanjakan uangnya. Dengan demikian perekonomian bisa bergerak kembali.
"Yth kelas menengah atas, mari belanja, belanja, belanja," tulis Ridwan Kamil dalam akun twitter resminya @ridwankamil, Jumat, 23 Oktober 2020.
Dilansir dari Tempo.co, Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil ini mengatakan dalam kondisi ekonomi yang sulit ini, perdagangan turun drastis. Bahkan banyak pelaku Usaha Kecil menengah yang mesti tutup dan melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK.
Ia meyakini persoalan tersebut bisa diselesaikan, salah satunya dengan meningkatnya belanja dari warga kelas menengah atas.
"Hanya Anda lah kelas menengah atas yang akan menjadi pahlawan dengan menggerakkan ekonomi saat ini yang minus," ujar Emil. "Menabungnya nanti aja dulu, niat perbanyak belanja sambil menolong."
Namun demikian, Emil mengatakan ajakannya untuk belanja tersebut bukan berarti mengajak untuk hidup boros atau berlebihan. Ia pun mengingatkan agar belanja tersebut dilakukan di Usaha Kecil Menengah dan warung kecil. "Mari semangat jadi pahlawan dengan rajin belanja. Ibu-ibu siaap??" tulis dia lagi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah terus mendorong pemulihan ekonomi, khususnya pada sisi permintaan. Pasalnya sisi tersebut dinilai mengalami tekanan yang berimbas pada rendahnya angka laju inflasi di Tanah Air.
"Untuk tahun 2020 dengan dilihat angka inflasi yang relatif lebih lemah atau lebih rendah dari yang ditargetkan, itu menggambarkan bahwa sisi permintaan perlu untuk terus didorong," ujar dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2020, Kamis, 22 Oktober 2020.
Sri Mulyani berujar lebih dari 57 persen Produk Domestik Bruto Indonesia adalah dari sisi konsumsi. Namun, akibat pandemi, sisi konsumsi mengalami tekanan yang sangat besar.
Pada kuartal II 2020, kata dia, sisi konsumsi mengalami kontraksi lebih dari 5,5 persen. Sementara, konsumsi pemerintah pada periode yang sama juga belum cukup cepat untuk menetralisir hal tersebut.
"Karena memang dalam kondisi tingkat Covid-19 yang tinggi dan PSBB, sementara dari APBN dan APBD masih di dalam proses perubahan sehingga konsumsi pemerintah pada kuartal kedua juga mengalami kontraksi 6,9 persen," tutur Sri Mulyani.
Sumber: Tempo.co