SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan penetapan PSBB di Jakarta membuat beban transportasi publik seperti KRL akan berkurang. Dengan PSBB Jakarta, penumpukan penumpang KRL di stasiun Bogor tidak akan terjadi lagi.
"Penumpukan penumpang kereta kan saat semua sektor dibuka, sekarang nggak ngaruh," kata Bima Arya di kediamannya, Pendopo 6 Baranangsiang, Kota Bogor, Ahad 13 September 2020, dikutip dari Tempo.co.
Sebaliknya, Bima Arya mengantisipasi kemungkinan warga Jakarta menyerbu Kota Bogor untuk menghindari PSBB. Meski mengizinkan restoran tetap buka selama PSBB, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang restoran atau cafe memberi layanan makan di tempat bagi pengunjung sehingga diprediksi banyak warga Jakarta yang akan mendatangi restoran atau tempat wisata di Bogor.
Bima Arya mengatakan dirinya tidak mungkin melarang warga Jakarta untuk ke Bogor, sehingga langkah antisipasi yang paling memungkinkan adalah memperketat protokol kesehatan di tempat yang berpotensi terjadi keramaian dan penumpukan orang.
"Kita ada datanya, berapa wisatawan yang datang ke Bogor, tiap weekday atau weekend, nah besok kita akan rapatkan lagi bagaimana solusinya mengantisipasi itu," kata Bima.
Meski mendukung dan mengapresiasi kebijakan Anies Baswedan menerapkan kembali PSBB, Wali Kota Bogor tak ingin ikut-ikutan menerapkan PSBB. Bima Arya akan tetap menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) di Bogor.
Bima Arya juga tidak akan melakukan pelarangan terhadap warga Kota Bogor yang hendak ke Jakarta. Dia yakin, mereka yang coba menerobos ke Jakarta tanpa kepentingan pasti kena pencegahan petugas PSBB DKI.
"Kita nggak mungkin melarang, tapi kan justru dengan PSBB ini akan mempersempit warga Kota Bogor untuk ke Jakarta," kata Bima.
Dalam perpanjangan PSBMK di Kota Bogor, Bima mengatakan akan ada beberapa aturan yang dimodifikasi, namun jam malam akan tetap diberlakukan. Salah satunya soal penyekatan.
Menurut Bima Arya, belajar dari PSBB pertama dia tidak melihat ada efektivitas dalam penyekatan di titik check point. "Efektifnya ini kita perketat di sektor-sektor potensi ramai."
Sumber: Tempo.co