SUKABUMIUPDATE.com - Lebih dari seratus seniman rupa di Jawa Barat bergabung dalam pameran bersama secara daring atau online sejak 26 Juni hingga 26 Juli 2020. Penjualan karyanya untuk membantu rekan seniman yang terdampak pandemi Covid-19. Gelaran bertujuan serupa sebelumnya dihelat Mei-Juni lalu.
Dikutip dari Tempo.co, Pameran daring berjudul Seni Rupa untuk Seniman Jawa Barat itu bisa dilihat di laman https://www.instagram.com/galeri_pusatkebudayaan/. Kurator Galeri Pusat Kebudayaan Isa Perkasa mengatakan ruang pamer galeri di Jalan Naripan Bandung itu kosong tidak dipasangi karya. “Karya ada di rumah seniman masing-masing,” ujarnya Selasa lalu, 30 Juni 2020.
Peserta pameran menurutnya melibatkan seniman terkenal dengan standar harga mahal. Harapannya karya mereka bisa membantu seniman rupa yang kehilangan penghasilan selama masa pandemi ditambah pasar seni rupa yang sedang lesu. Melalui open call pameran online ini diikuti 125 perupa yang terkurasi dari perupa Jawa Barat.
Beberapa karya yang jadi buruan kolektor seperti gambar (drawing) Andi Yudha Asfandiyar dengan teknik one line atau satu tarikan garis. Kemudian lukisan cat air Komang Shary Karismaputri yang bertema pemandangan. Sepasang lukisan bunga matahari karya dua seniman yang berbeda pun terjual.Lukisan karya Acep Zamzam Noor berjudul Lanskap 2 di pameran daring Seni Rupa untuk Seniman Jawa Barat di Instagram. Galeri Pusat Kebudayaan
Ukuran karya dibatasi maksimal 100 x 80 sentimeter dengan harga tertinggi Rp 2,5 juta. Soal ketentuan harga itu menurut Isa bukan bermaksud untuk menjatuhkan harga karya. "Dengan harga seperti ini diharapkan dapat lebih mempercepat penjualan sehingga donasi akan lebih cepat disalurkan," kata Isa. Sebagian atau seluruh hasil penjualan karya seniman didonasikan untuk seniman yang terdampak COVID-19.
Kekaryaan para seniman Jawa Barat itu menggunakan beragam media seperti cat air, akrilik, cat minyak, drawing hingga lukisan kaca Cirebon. Total ada 200 karya dan dimungkinkan bertambah. Menurut Isa pameran daring seperti ini akan menyentuh pasar seni rupa yang tidak biasa. "Yaitu kolektor baru, kolektor awam seni rupa, dan kolektor yang bertujuan donasi," ujarnya.
Sumber: Tempo.co