SUKABUMIUPDATE.com – Pansus (panitia khusus) VIII DPRD Jawa Barat tengah mematangkan raperda tentang sektor perkebunan, yang merupakan revisi perda nomor 8 tahun 2013. Salah satu fokus adalah memaksimalisasi potensi kopi sebagai komoditas perkebunan andalan Jawa Barat dimasa depan.
Beberapa waktu lalu, pansus ini bergerak dari satu kebun ke kebun lainnya di Jawa Barat, dari satu pengusaha ke pengusaha kopi shop lainnya di tanah pasundan. Beberapa waktu lalu, pimpinan beserta anggota pansus VIII mengunjungi Mahkota Coffee di Kabupaten Garut dalam rangka menyerap informasi pengelolaan, mulai dari hulu hingga hilir komoditas di Jawa Barat.
Dikutip dari akun media sosial DPRD Provinsi Jawa Barat, dalam pertemuan yang juga dihadiri Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Biro Hukum Jawa Barat, Rabu tanggal 17 Juni 2020 lalu. Pansus VIII DPRD mencatat sejumlah poin penting yang harus disepakati dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadi kopi komunitas unggulan dari sektor perkebunan.
Pertama perluasan peningkatan lahan kebun Kopi, karena ini berhubungan langsung dengan kemampuan produksi untuk memenuhi permintaan pasar, baik dalam negeri maupun ekspor. Selanjutnya diperlukan badan khusus yang menangani kopi dari hulu hingga hilir termasuk membina pengusaha minuman kopi agar mampu menciptakan turunan produk kuliner kopi hasil kebun di Jawa Barat yang mendunia.
“Intinya raperda ini harus menjadi acuan bagi sektor perkebunan. Untuk kopi yang saat ini menjadi komoditas dengan peluang ekonomi terbaik sudah ada pembahasan mendalam untuk mendesak pemprov membentuk badan khusus yang salah satu tugas pertamanya memperluas kebun kopi di Jawa Barat,” jelas anggota Pansus VIII DPRD Jawa Barat Lina Ruslinawati kepada sukabumiupdate.com, Rabu (18/6/2020).
Data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2013 menyebutkan luas perkebunan kopi rakyat di Jawa Barat adalah 33.630 hektar dengan angka produksi mencapai 17.628 ton. Sementara perkebunan besar (swasta) di Jawa Barat hanya 259 hektar dengan angka produksi mencapai 55 ton.
BACA JUGA: Demi Masa Depan Kopi di Jawa Barat, Lina Bicara Perlu Badan Khusus
Kabupaten Bandung masih mendominasi kebun kopi milik rakyat di Jawa Barat, dengan luasan mencapai 10.724 hektar dengan kemampuan produksi 7.210 ton. Kabupaten Sukabumi sendiri termasuk wilayah dengan luasan kebon kopi yang rendah, hanya 643 hektar dengan kemampuan produksi 114 ton.
Jauh tertinggal dibandingkan Kabupaten Bogor dan Sumedang. “Luas lahan di Kabupaten Sukabumi itu luar biasa. Seharusnya ini ikut menjadi fokus pemerintah daerah,” pungkas politis Partai Gerindra yang berangkat dari daerah pemilihan Sukabumi ini lebih jauh.
Ia menyoroti kurang tertariknya petani sukabumi untuk memulai komoditas kopi di Kabupaten Sukabumi. “Padahal banyak tanah negara dari perkebunan yang dilepas ke warga sekitar (redistribusi lahan) karena adanya perpanjangan HGU (hak guna usaha). Seharusnya tidak semua lahan ditanami sayuran, sisahkan lahannya untuk tanam kopi dan teh, selain memiliki pasar bagus dimasa depan, dua tanaman ini juga terbukti mampu mengikat tanah untuk meminamalisir ancaman longsor,” pungkas Lina.