SUKABUMIUPDATE.com – Sayur dibutuhkan oleh warga untuk meningkatkan imunitas tubuh dimasa pandemi covid-19, namun petani sayur malah tertekan karena harga panen anjlok. Anggota DPRD Jawa Barat Lina Ruslinawati meminta pemerintah membantu para petani karena hasil tanamnya akan menjadi penentu ketahanan pangan rakyat Indonesia dimasa pandemi yang hingga saat ini belum berakhir.
Dari hasil monitoring di sejumlah sentra pertanian sayur di Kabupaten Sukabumi sejak April hingga pertengahan Mei 2020 silam, Lina diminta oleh para petani untuk menyampaikan keluhan mereka ke pemerintah. “Para petani ini mengeluhkan kebijakan pembatasan aktivitas yang seharusnya tidak diberlakukan kepada pemasok hasil pertanian termasuk pasarnya,” jelas anggota Komisi II DPRD Jabar ini saat berbincang dengan sukabumiupdate.com, Rabu (27/5/2020).
Kendala para petani ini adalah anjloknya harga jual hasil panen mereka, akibat distribusi hasil panen terhambat sejumlah pembatasan sosial skala besar (PSBB) yang berlaku di ibu kota dan kota-kota lainnya di Jawa Barat. “Pasar mereka itu selama ini Jakarta dan Bandung, nah pasar pasar induk mengalami pembatasan jam operasional sehingga pasokan jadi tersendat, hasil panen menumpuk di kebun atau digudang sehingga harganya jatuh,” jelas Lina.
Keluhan ini didapatkan Lina dari sejumlah petani sayur di Kecamatan Sukabumi, Kadudampit hingga Caringin di Kabupaten Sukabumi yang selama ini menjadi sentra pertanian sayur. Harga setiap komoditi sayur jatuh hingga berlipat lipat lebih dari 70 persen dari harga normal, ini mengancam keberlangsungan usaha pertanian.
BACA JUGA: Banyak Misbar Tak Kebagian Bantuan Covid-19, Anggota DPRD Jabar Kirim Sembako
“Aspirasi ini akan saya sampaikan ke provinsi Jawa Barat dan mendesak pemerintah membuat protokol kesehatan baru, arus suplai hasil panen pertanian harus dijaga tidak boleh dibatasi. Begitupun dengan pasar pasar induk dan penambung hasil panen, jangan dibatasi tapi harus menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti masker dan lain-lain,” ungkap Lina.
Lina meminta pemerintah serius memperhatikan keberlangsung usaha petani rakyat, karena kenyataan dilapangan mereka masih mampu berproduksi dimasa pandemi. “Stop dulu impor komoditas sayuran
yang masih diproduksi oleh petani lokal di Indonesia, petani ini golongan warga yang sangat mandiri dimasa pandemi, mereka tidak memikirkan bantuan sosial selama usaha mereka tetap dijamin keberlansungannya oleh pemerintah,” pungkasnya.
.