SUKABUMIUPDATE.com – Kasus telur pecah dan membusuk yang merupakan bagian dari paket bantuan sosial dari pemerintah daerah provinsi untuk warga Jawa Barat harus jadi pelajar penting terkait program jaringan pengaman sosial. Sebagai bantuan kedaruratan bentuk produk sembilan bahan pokok memang memantu untuk korban, namun dalam kasus bencana kesehatan seperti pandemic covid-19 saat ini, bantuan tunai berupa uang lebih aman dan memiliki dampak ekonomi kerakyatan.
Hal ini diungkapkan anggota DPRD Jawa Barat asal Sukabumi, Lina Ruslinawati kepada sukabumiupdate.com, Kamis malam kemarin (15/5/2020). Anggota Komisi II DPRD Jabar melakukan pengecekan langsung ke gudang bulog pasirhalang Sukaraja untuk memastikan kondisi bantuan provinsi untuk warga Sukabumi, baik kota maupun kabupaten.
Pada tanggal 5 Mei 2020 silam, Lina melakukan monev yang gudang bulog sukajaraja. “Saya cek satu kondisi fisik bantuan tersebut, baik kelengkapan maupun kelayakan untuk dikonsumsi. Alhamdulilah bantuan yang disimpan disana untuk warga Sukabumi aman, tidak seperti daerah lain ada yang telurnya busuk, pesah, dan kerusakan lainnya,” lanjut politisi Parta Gerindra ini lebih jauh.
Anggota DPRD Jabar Lina Ruslinawati saat mengecek bantuan provinsi di gudang bulog Sukaraja 5 Mei 2020 lalu
Namun menurut Lina, luasnya jangkauan bantuan seperti di Jawa Barat harus menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah bahwa bentuk pake sembako tidak efektif dan rawan rusak. “Kalau bantuan bencana alam kan fokus disatu wilayah, dikemas disalurkan ke wilayah terdampak beres. Inikah disebar ke seluruh warga Jawa Barat di seluruh desa dan kecamatan, bantuan paket sembako rawan rusak, walaupun sudah mengefektifkan aparat ke wilayahan.”
BACA JUGA: Curhat PHRI Jabar ke Komisi II, Lina: 500 Hotel Tutup 15 Ribu Karyawan Dirumahkan
Ia menilai bantuan dalam bentuk tunai akan lebih aman dan bermanfaat bagi warga yang saat ini yang terdampak parah akibat pandemic corona. Uang memberika efek ekonomi lanjutan kepada usaha di sekitar warga yang menerima, seperti warung dan pertokoan.
“Intinya biar warga sendiri yang berbelanja kebutuhannya. Selain kebutuhan sembako warga penerima bantuan terpenuh, ada pemasukan dan pemberdayaan bagi pelaku usaha rakyat yang ada disekitarnya seperti warung. Pandemi ini kan melumpuhkan sektor ekonomi rakyat, jika uang beredar di masyarakat makan bisa belanja kebutuhan bahan pokok di warung tetangga,” beber perempuan yang tinggal di wilayah Kecamatan Sukabumi ini lebih jauh