SUKABUMIUPDATE.com – Salah satu usaha yang terpukul selama masa pandemic corona adalah sector pariwisata. Di Jawa Barat tercatat, kurang lebih 500 hotel tutup dengan 15 ribu karyawannya terpaksa dirumahkan.
Hal ini diungkapkan anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Lina Ruslinawati kepada sukabumiupdate.com, Kamis (14/5/2020). Data ini didapatkan Lina langsung dari Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat, saat Rapat LKPJ Gubernur Soal Pembangunan Ekonomi Soroti Sektor Wisata dan Ekonomi Kerakyatan, tanggal 11 Mei 2020 lalu.
“Dampaknya pada sektor usaha wisata baik perhotelan maupun sektor lainnya terkait pariwisata cukup telak. Mereka tidak beropasional selama masa pandemi, untuk ikut memutus mata rantai penyebaran covid-19,” ungkap Lina, Kamis (14/5/2020).
Dalam rapat tersebut menurut Lina, terungkap fakta dan data serta potensi keberlangsung masa depan sektor pariwisata di Jawa Barat pasca pandemi, yang harus disikapi oleh pemerintah daerah karena menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan saat ini. “Saat itu teman-teman PHRI membuka data bahwa kurang lebih 500 hotel sudah tutup dan 12 ribu karyawannya sudah dirumahkan sejak masa awal pandemi di Indonesia.”
Politisi partai Gerindra menambahkan bahwa dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari PHRI Jawa Barat meminta pemprov Jabar membenahi berbagai aspek infrastruktur utama dunia pariwisata. Mulai dari aspek sumber daya manusia (SDM), destinasi, dan promosi.
BACA JUGA: Dukung Konsep Desa Wisata di Jawa Barat, Lina: Jangan Asal Jiplak Kaji Potensi Dulu!
“Itu menjadi tuntutan PHRI sebagai sarat utama untuk menggerakan pariwisata sebagai lokomotif utama perekomian daerah,” sambung wakil rakyat yang berasal dari daerah pemilihan Sukabumi ini lebih jauh.
Hal itu karena potensi pariwisata yang besar belum tergali optimal. Tugas bertambah beras karena dunia dihadapkan dengan kondisi pandemi, sehingga membutuhkan langkah besar untuk mempertahankan sumber perekonomian dari sektor pariwisata.
BACA JUGA: Jabar Siaga 1 Virus Corona, Lina Ruslinawati: Tindak Penimbun Masker!
Butuh keseriusan dan fokus untuk mendukung kemajuan sektor pariwisata di Jawa Barat. “Sebagai destinasi wisata yang cukup tua di tanah air, kegiatan promosi harus lebih digiatkan diperbaharui sehingga tidak kalah saing dengan daerah wisata baru di Indonesia,” beber Lina.
“Relaksasi jejaring ekonomi harus mudah diakses oleh pengusaha pariwisata. Bankah bantuan stimulus diperlukan bagi pengusaha yang sudah kehilangan modal untuk kembali memulai usaha wisata setelah masa pandemi berakhir,” pungkasnya.