SUKABUMIUPDATE.com – Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Lina Ruslinawati membeberkan kondisi warga Kampung Ciherang Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang yang membutuhkan infratruktur. Selama ini warga harus melintasi sungai meniti besi talang air jaman belanda yang kondisinya sudah berkarat.
Hal ini diungkapkan Lina dalam akun media sosialnya (facebook), dilengkapi foto-foto saat melintasi talang air tersebut. Lina saat itu menggelar reses II di lokasi terakhir di Desa Gunungmalang, Kecamatan Cikidang,hari Selasa tanggal 10 Maret 2020 silam.
“Lokasi tempat reses terakhir, terpaksa jalan kaki sepanjang 500m Karena untuk sampai lokasi tidak Ada jalan, kecuali talang air yg saya pijak yg dibangun oleh Belanda ratusan tahun. Lalu yg dialihfungsikan menjadi jalan penghubung dari tempat pemberhentian mobil ke lokasi reses......masyarakat memohon untuk dibuatkan jembatan penghubung....krn daerah mereka terisolir,” tulis Lina.
Kepada sukabumiupdate.com melalui sambungan telpon, Sabtu (14/3/2020) politis Partai Gerindra ini menerangkan talang air tersebut digunakan warga sebagai akses ekonomi, pendidikan dan lainnya, karena bisa dilintasi kendaraan roda dua.
“Talang itu kata warga sudah lama tidak difungsikan, kemudian warga setempat mengusulkan ke pemerintah desa agar fasilitas pertanian jaman Belanda itu bisa digunakan untuk akses sementara warga untuk menyebrangi sungai,” jelasnya.
Ia menambahkan sebelumnya ada jembatan kayu namun rusak akibat tergerus luapan sungai. Wakil rakyat di DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi ini menegaskan bahwa warga setempat butuh jembatan yang bisa dilalui oleh kendaraan minimal roda dua, dan bekas talang air jaman belanda ini bisa dilalui, karena lebarnya mencapai dua meter.
“Jembatan ini juga jadi menjadi akses alternatif warga Cikidang khususnya warga Desa Gunung Malang menuju Kalapanunggal dan Kabandungan,” tegasnya.
Lina mendapatkan laporan dari warga jika kondisi jembatan darurat bekas talang air Belanda ini juga sudah mulai rapuh. Sejumlah besi tua penyangga terlihat rusak, dan kehilangan sejumlah pengikat (baut) yang mungkin ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab.
“Saya akan sampaikan kepada pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai laporan hasil reses di Sukabumi. Semoga ada solusi bagi warga untuk keluar dari kondisi yang sedikit terganggu aksesnya akibat tidak ada jembatan resmi,” pungkasnya.