SUKABUMIUPDATE.com - Baru-baru ini, Dedi Mulyadi dalam unggahan media sosialnya secara terang-terangan menyindir Bupati Indramayu Lucky Hakim, Gubernur Jabar tersebut rupanya mempermasalahkan Lucky Hakim yang diduga berlibur ke luar negeri tanpa koordinasi dengan pemerintah provinsi.
Mengutip suara.com, pria yang akrab disapa KDM itu terlihat mengunggah sejumlah tangkapan layar dari postingan video Lucky di Instagram-nya. Tampak Lucky memakai pakaian tradisional Jepang dan menandai akun agen perjalanannya di unggahan tersebut, yaitu @/japantour.co.
Lucky dan keluarga serta kerabatnya juga diduga sempat menghabiskan waktu di Disnelyland. Unggahan lain yang dimunculkan Dedi di kontennya adalah momen penyabutan Lucky di Jepang.
“Selamat Berlibur Pak Lucky Hakim, Nanti Kalau Ke Jepang Lagi, Bilang Dulu Yah…” tegur Dedi lewat kolom caption unggahan TikTok-nya, seperti dilihat pada Minggu (6/4/2025).
Unggahan ini sontak diramaikan dengan beragam reaksi warganet, walau yang mendominasi adalah kritikan terhadap Lucky. Pasalnya Lucky diketahui belum genap dua bulan menjabat sebagai Bupati Indramayu, tetapi sudah melakukan kelalaian hingga ditegur secara terbuka oleh Dedi di media sosial.
Tak hanya itu, sebelumnya Menteri Koordinator BIdang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan ternyata juga sempat meminta para kepala daerah untuk menunda dahulu masa liburan mereka demi memastikan kebutuhan rakyat selama libur lebaran terpenuhi dengan baik.
Hal ini diungkap Zulhas ketika menghadiri Rapat Koordinasi Pengadaan Beras Nasional di Gedung Gradika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (20/3/2025). Walau begitu, Zulhas mempersilakan apabila kepala daerah ingin rehat sejenak setelah masa libur lebaran berakhir, misalnya pada bulan Mei mendatang.
“Jadi para kepala daerah, bupati, wali kota, dilarang libur ketika arus mudik Lebaran. Ini berlaku sampai Maret April, biar supaya rakyat ini diperhatikan betul-betul. Karena rakyat saat ini membutuhkan kerja mereka,”
“Bupati wali kota jangan libur dulu lah, atau berkunjung ke luar negeri lah. Kalau mau libur, Mei saya rasa oke,” sambungnya. “Jadi harus terus bekerja sampai April. Jika masyarakat bekerja, baru kepala daerah libur. Gantian lah, biar kami ikut senang.”
Sumber : suara.com