SUKABUMIUPDATE.com - Sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Muhammad Jaenudin menjenguk mahasiswa korban tindakan represif aparat saat unjuk rasa menolak pengesahan RUU TNI di Kota Sukabumi pada 24 Maret 2025. Kunjungan dilakukan di RSUD R Syamsudin SH pada Rabu (26/3/2025).
Jaenudin hadir didampingi Wakil Ketua DPRD Kota Sukabumi Rojab Asy’ari dan Ketua DPC PDIP Kota Sukabumi Iwan Adhar Ridwan. Sebagai sesama aktivis pada masanya, Jaenudin menyampaikan banyak pesan motivasi terhadap M Zaki, mahasiswa korban kekerasan aparat yang saat ini terbaring di rumah sakit.
Jaenudin dan rombongan juga terlihat memberikan bantuan uang dan bingkisan untuk keperluan korban selama dirawat. “Teman-teman mahasiswa yang kemarin aksi menyampaikan ide gagasannya, pendapatnya, mendapat atensi khusus dari ibu ketua umum Megawati Soekarnoputri sehingga kami ditugaskan menengok,” ujar dia kepada sukabumiupdate.com.
Baca Juga: Daftar Nama Demonstran Hilang, Luka, dan Ditangkap saat Aksi Tolak UU TNI di Sukabumi
“Saya juga ditugaskan oleh Pak Ono sebagai Ketua DPD PDIP Jabar dan Ibu Ribka Tjiptaning untuk menengok korban kurang lebih tiga hari yang lalu dirawat di RSUD R Syamsudin SH."
Jaenudin berharap korban dapat segera pulih dan kembali normal. Adapun soal biaya pengobatan, dirinya mengaku telah berkoordinasi dengan RSUD R Syamsudin SH untuk membantu meringankan. “Tadi sudah bicara dengan Plt Dirut, insyaAllah biaya akan kita bantu dengan sebaik-baiknya, yang penting teman-teman mahasiswa yang menjadi korban bisa pulih dan normal kembali,” ujarnya.
Kepada para mahasiswa, Jaenudin berpesan untuk tetap menjaga semangat dalam menyampaikan ide dan gagasan. Sementara terhadap aparat kepolisian, dia meminta untuk tidak bertindak arogan dan represif. “Kami berpesan mudah-mudahan ini tidak terulang lagi pada teman-teman mahasiswa. Tetap semangat menyampaikan ide gagasannya dan kami meminta aparatur untuk tidak arogan dan represif,” ucap dia.
Atas insiden yang dialami korban, Jaenudin meminta kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut hingga keadilan didapatkan oleh korban. “Yang jelas ini kan yang menyampaikan aspirasi masyarakat sipil, tidak memegang senjata, jadi memang seharusnya tidak terjadi perilaku represif terhadap mahasiswa dan kami minta pelakunya diusut,” katanya.