SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyatakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa di Kabupaten Bandung dan Garut bisa dimulai dalam masa tanggap darurat. Kerusakan di Garut akibat lindu berkekuatan magnitudo 4.9 pada 18 September 2024 dianggap tidak separah di Kabupaten Bandung.
“Prioritaskan pada rumah rusak berat milik warga yang masih di pengungsian,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat, 20 September 2024.
Mengutip tempo.co, satuan tugas yang berisi anggota BNPB dan aparat sedang membersihkan puing bangunan dan infrastruktur sipil lainnya untuk persiapan pemulihan. Suharyanto memastikan data rumah rusak harus tervalidasi, khususnya soal nama dan alamat. Proses rehabilitasi dan rekonstruksi hanya untuk rumah yang penghuninya terdata secara jelas.
“Pendataan segera, by name by address,” ujar dia.
Baca Juga: Banyak Segmen, BMKG Sebut Sesar Garsela Zona Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa
Suharyanto juga menyebutkan soal skema bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH) untuk keluarga yang terdampak gempa M4.9 tersebut. Dana tunggu ini sebesar Rp 500 ribu per keluarga selama enam bulan. “Dapat dimanfaatkan keluarga terdampak untuk menyewa rumah atau meringankan beban kerabat yang rumahnya ditumpangi.”
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan guncangan bumi di Kabupaten Bandung dan Garut pada Rabu lalu dipicu aktivitas Sesar Garut Selatan atau sering disebut Sesar Garsela. Informasi ini sudah dipastikan, meski pusat gempanya diketahui tak berada di dua segmen yang ada yaitu Rakutai dan Kencana.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan Sesar Garsela merupakan semacam "deformation zone". Segmen sesar di sana ditengarai lebih banyak daripada dua yang sudah terpetakan. Ini menjadikannya zona paling aktif gempa di Pulau Jawa.
"Hal itu tercermin dari sebaran aktivitas kegempaan yang terelokasi (relocated seismicity) jangka panjang menunjukkan sebaran yang luas," kata dia dalam keterangannya.
Itu sebabnya Daryono tak meragukan kalau gempa M4.9 dan rentetan panjangnya dipicu Sesar Garsela. Berdasarkan data BMKG, gempa M4.9 tersebut memiliki 33 gempa susulan hingga Jumat pagi. Tetapi, hanya tiga insiden yang guncangannya bisa dirasakan di permukaan.
Sumber: Tempo.co