SUKABUMIUPDATE.com - Kasus dua orang preman yang menyerang dan menganiaya empat kru grup seni Wayang Golek Giri Harja 3 Putra di Cianjur, Jawa Barat, berakhir secara kekeluargaan.
Kedua orang bang jago yang diketahui merupakan warga setempat berinisial US (38 tahun) dan CP (26 tahun) itu sebelumnya sempat diamankan oleh kepolisian pasca insiden yang terjadi di Jalan Raya Naringgul, Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kamis siang 6 Juni 2024 lalu tersebut.
Dikabarkan, akibat insiden itu 4 anggota kelompok seniman Wayang Giri Harja 3 Putra itu pun mengalami luka-luka baik dibagian kepala dan tangan.
Manager Giri Harja 3 Putra, Aziz Jaul Ramdan mengatakan, pihaknya memutuskan untuk mencabut laporan polisi karena kasus ini bermula dari kesalahpahaman.
"Dua orang tersangka pasca kejadian langsung ditangkap. Cuman saya berpikir panjang juga, saya pikir ya udah lah kekeluargaan toh ini salah paham. Saya cabut laporan tanpa ada tekanan pihak manapun. Namun saya mau ada hitam di atas putih dengan mereka," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (8/6/2024).
Baca Juga: Viral Rombongan Wayang Golek Giri Harja 3 Putra Diserang Preman di Cianjur, 4 Kru Terluka
Aziz sendiri mengaku tak pernah menyangka kejadian ini terekam dan akhirnya viral. Pasalnya, kejadian tersebut sudah ditangani oleh kepolisian.
"Sudah selesai kekeluargaan, secara pribadi mah. Cuma ini jadi viral. Jadi bagi yang ingin bersimpati kepada kami, tolong jangan melakukan tindakan yang tidak diinginkan," tuturnya.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto, mengatakan pasca kejadian, anggota Polsek Naringgul dibantu anggota Koramil dan warga mengamankan kedua pelaku penganiayaan berinisial US dan CP.
"Begitu kejadian langsung diamankan oleh anggota polsek, termasuk barang bukti berupa sebilah senjata tajam," ujar Tono.
Tono menyampaikan, kronologi kejadian ini bermula saat salah satu anggota rombongan seniman wayang yakni Mahmudin menegur US. US yang tak terima ditegur, akhirnya pergi untuk memanggil rekannya yang lain sambil membawa senjata tajam yang berujung tindak penganiayaan.
Akibat penganiayaan itu, empat orang korban yakni Udin, Mahmudin, Bram, dan Aziz alami luka-luka baik dibagian kepala dan tangan.
Namun, lanjut dia, baik korban ataupun pelaku penganiayaan sepakat menyelesaikan masalah melalui musyawarah.
"Saat ini kedua belah pihak telah sepakat musyawarah. Dan untuk permasalahan itu diselesaikan dengan restorative justice," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi sejumlah preman di Cianjur menyerang dan melakukan aksi penganiayaan terhadap rombongan grup seni wayang golek Giri Harja 3 Putra Ki Dalang Yogaswara Sunandar viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, terlihat salah satu dari kelompok bang jago itu mengamuk sambil mengacung-ngacungkan celurit berukuran kecil hingga berkata-kata kasar. Nampak juga ada yang membawa balok kayu hingga besi kecil.
Manager Giri Harja 3 Putra, Aziz Jaul Ramdan mengatakan peristiwa tersebut terjadi di Jalan Raya Naringgul, Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Kamis 6 Juni 2024 sekitar pukul 11.00 WIB siang.
Saat itu, ia dan rombongan krunya sekitar 5 mobil baru pulang manggung di Ujunggenteng, Sukabumi, dan berencana pulang ke Jelekong, Baleendah, Kabupaten Bandung. Kemudian melintasi daerah Naringgul yang kebetulan sedang ada buka tutup jalan karena tengah diaspal.
Menurut Aziz, yang tiba di lokasi pertama adalah rombongan pertama tim Giri Harja 3 Putra yang naik truk. Kejadian bermula saat sopir rombongan yang membawa alat-alat kesenian Wayang Golek tersebut mempertanyakan kepada salah seorang bang jago yang tengah berjaga buka-tutup jalur. Pasalnya, terdapat salah satu truk yang memberi uang dan tidak diberhentikan sementara.
"Karena buka tutup jalan banyak antrian mobil. Termasuk mobil besar itu dikepinggirin, ada tempat ngopi lah lahan agak gede. Si sopir teh pada duduk, ngopi, nah antara sopir-sopir yang lain diluar rombongan pada bilang dari tadi banyak mobil yang dimasukin tapi bayar Rp15 ribu," kata dia.
"Karena sopir truk saya (rombongan pertama) si Joy pengen cepet pulang, ditambah baru pulang manggung, posisi ngantuk, nanyain ke si yang jaga palang buka tutup, nanyain baik-baik, cuman si yang jaga buka tutup langsung ngedorong Joy. Alasannya banyak nanya katanya," ungkap Aziz.
Tak berselang lama, lanjut Aziz, rombongannya tiba di TKP kemudian turun dari kendaraan masing-masing. Menurutnya, saat itu rombongannya yang turun itu hendak memisahkan atau memediasi antara Joy dan penjaga palang itu.
"Pada turun niat mau misahin, disangka yang penjaga palang buka tutup mau ngeroyok. Padahal misahin. Dari awal cekcok antara Joy sama orang yang jaga itu, gak ada pemukulan sama sekali. Cuman karena dia gak enak, takut dikeroyok, dia pergi manggil rombongannya, lebih dari 10 orang, pada bawa balok, besi. Nah yang cekcok sama Joy di awal itu yang bawa arit (celurit)," tuturnya.
Penganiayaan pun terjadi, kata Aziz, dirinya bersama Joy dan sejumlah krunya saat itu tengah berada di dalam warung. Akibat kejadian itu, Aziz mengalami luka di bagian tangan kiri karena terkena sabetan celurit dari pelaku dan harus mendapat 9 jahitan.
"Membabi-buta udah ga bisa diajak ngobrol. Niat saya mau misahin, kita mediasi aja. Cuman belum bilang belum apa dia langsung nyelurit," tuturnya.