SUKABUMIUPDATE.com - Tokoh atau sesepuh Jawa Barat Solihin GP (Gautama Purwanegara) alias Mang Ihin meninggal di Bandung pada Selasa dinihari (5/3/2024) pukul 03.08 WIB. Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) itu wafat di usia 97 tahun.
“Beliau meninggal di Rumah Sakit Advent Bandung,” kata Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi DPKLTS Taufan Suranto dikutip dari tempo.co.
Taufan pun menginformasikan rencana pemakaman dari pihak keluarga besar. Solihin GP akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung pada pukul 13.30 WIB.
Sebelum itu, jenazah akan dibawa ke rumah duka Jalan Cisitu Indah VI nomor 1 Dago Bandung sekitar pukul 07.00-08.00. Kemudian disemayamkan di Mako II Kodam III Siliwangi Jalan Sumbawa nomor 22 Bandung.
Solihin GP lahir di Tasikmalaya, 21 Juli 1926 dari pasangan Haji Abdulgani Poerwanegara dan Siti Ningrum. Berasal dari keluarga menak atau priyayi Sunda, dia berkesempatan sekolah hingga tingkat menengah tinggi di Tasikmalaya. Dari kisahnya di buku The Trouble Shooter, 80 Tahun Solihin GP, dia menjadi pejuang semasa sekolah itu ketika Agresi Militer Belanda yang pertama pada 1947.
Selain berperang melawan Belanda, Solihin ikut melawan pemberontakan PKI di Madiun 1948, kemudian DI/TII. Saat menjadi Asisten II Kodam Siliwangi, dia pernah dimarahi dan diludahi warga karena dianggap tidak becus menghadapi DI/TII yang mengorbankan masyarakat. Kejadian itu menjadi bagian dari evaluasi kekalahan tentara Siliwangi hingga strategi perangnya diubah menjadi perang rakyat semesta.
Solihin kemudian diangkat sebagai Gubernur Akabri Darat pada 15 Juli 1968 pada usia 42 tahun. Sebelum pensiun dari jabatannya, Presiden Suharto lantas menunjuknya sebagai Gubernur Jawa Barat pada 1970. Saat itu dia sempat bersaing untuk membangun daerah dengan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, utamanya di wilayah perbatasan sekitar Ibukota.
Jabatan terakhirnya adalah anggota MPR pada 1998 dan lengser setelah Reformasi. Namun jabatannya yang paling terkenal adalah Sesdalopbang. Jabatan ini masih dipertahankan di masa pemerintahan BJ Habibie yang menjadi Presiden setelah Soeharto lengser pada 1998.
Ia cukup lama menjabat Sesdalopbang atau Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan, yakni pada 1977-1992.
SUMBER: TEMPO.CO