SUKABUMIUPDATE.com - Belasan orang yang tersesat di Gunung Pangrango Minggu, 28 Januari 2024 diketahui berasal dari Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Caringin, Kabupaten Bogor.
Mereka nekat naik melalui jalur ilegal, mengingat jalur resmi pendakian Gunung Gede Pangrango sendiri saat ini tengah ditutup dari tanggal 31 Desember 2023 s.d. 31 Maret 2024.
Dikutip dari Tempo.co, menurut keterangan keluarga, mereka hendak berziarah dengan tujuan mencari mustika dan berangkat pada Sabtu sore, 27 Januari 2024.
Baca Juga: Kelelahan dan Kaki Terkilir, 13 Orang Tersesat di Gunung Pangrango Selamat
Namun, hingga keesokan harinya yaitu Minggu, 28 Januari 2024, para peziarah itu tak kunjung pulang dan keluarga pun melaporkan kehilangan mereka kepada Kepolisian.
"Pada hari Minggu, 28 Januari sekitar pukul 23.00 WIB anak dari salah satu jemaah datang ke kantor dan melaporkan atas kehilangan ayahnya yang berangkat sejak Sabtu sore bersama 12 rekan nya. Mereka rombongan dari Majelis Buni Kasih, niatnya ziarah dan memburu mustika. Tapi salah satu jamaah mengabarkan mereka malah tersesat," kata Kepala Polisi Sektor Ciawi, Komisaris Agus Hidayat. Senin (29/1/2024).
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) IV versi online, penulisan yang baku dari mustika adalah mestika. Menurut KBBI IV, salah satu pengertian mestika adalah batu permata yang berharga seperti intan. Bisa juga berarti batu hablur yang sakti (terdapat dalam kepala ular, teripang, dan sebagainya). Mustika juga kerap diartikan sebagai jimat.
Baca Juga: Pernah Populer, 3 Tempat Wisata di Sukabumi Ini Kini Sepi Pengunjung: Kenapa?
Kronologi 13 Orang Tersesat di Gunung Pangrango
Adapun kronologi kasus ini, Agus menceritakan bermula pada hari sabtu sekitar pukul 16.00 WIB, dengan dipimpin Indra, yang merupakan pimpinan Majelis Buni Kasih, belasan peziarah itu meninggalkan rumah titik kumpul dan berangkat ke kaki Gunung Pangrango di daerah Cileungsi, Ciawi untuk berziarah.
Lalu, ke esokan harinya atau Minggu 28 Januari 2024, salah satu peziarah mengabarkan mereka tersesat di gunung.
"Dari laporan itu, kami dari kepolisian dibantu instansi terkait dan warga mencari peziarah yang tersesat itu. Alhamdulillah, tadi siang sekitar pukul 12.00 mereka yang tersesat telah berhasil kami temukan. Langsung kami evakuasi mereka agar segera mendapat perawatan medis," kata Agus menjelaskan.
Baca Juga: Liburan di Kaki Gunung Gede, Bisa Camping Hingga Naik Balon Udara
Keenam belas peziarah tersebut, sebelas di antaranya merupakan warga Ciawi. Kemudian dua orang warga Caringin, serta satu orang peziarah berasal dari Megamendung.
Diantara mereka, pihak kepolisian juga mencatat ada dua orang anak yang turut serta yakni anak usia 12 tahun dan 7 tahun. Kini, mereka menjalani pemeriksaan medis dan akan segera dikembalikan kepada masing-masing keluarga.
Sumber: Tempo.co