SUKABUMIUPDATE.com - Pangandaran Jawa Barat kembali diguncang gempabumi pada Minggu (31/12/2023) dengan kekuatan 5,0 magnitudo. Gempa M5,0 Pangandaran Jawa Barat itu terjadi sekira pukul 11:52:34 WIB.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8.22° LS ; 107,87° BT. Titik Gempa M5,0 hari ini berjarak sekitar 90km Barat Daya dari Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Hasil analisis BMKG menunjukkan Gempa M5,0 Pangandaran Jawa Barat tidak berpotensi tsunami.
"#Gempa Mag:5.0, 31-Des-23 11:52:34 WIB, Lok:8.22 LS,107.87 BT (90 km BaratDaya KAB-PANGANDARAN-JABAR), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG" tulis BMKG di X (Twitter), Minggu (31/12/2023).
Baca Juga: 12 Ciri-Ciri Orang Menyukai Kita, Tatapan Matanya Beda!
Hingga berita ini ditayangkan belum ada informasi kerusakan atau pun korban jiwa akibat Gempa M5,0 Pangandaran Jawa Barat hari ini. Namun, BMKG memberikan peringatan terkait kemungkinan adanya gempa susulan.
Skala MMI Gempa
Seperti diketahui, getaran gempa diukur dalam skala MMI. Mengutip catatan redaksi sukabumiupdate.com sebelumnya,berikut informasi lengkap seputar skala MMI dalam ukuran gempa.
Ukuran gempa sendiri menurut data BMKG berdasarkan situs resminya, mengacu pada skala Mercalli yang merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Walaupun skala Mercalli terkesan subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Karenanya, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata di Sukabumi untuk Libur Tahun Baru 2024
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian. Berikut adalah 12 tingkatan Skala MMI yang dikutip dari laman bmkg.id :
- I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
- II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
- III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
- IV MMI: Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
- V MMI: Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
- VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
- VII MMI: Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
- VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
- IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
- X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
- XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
- XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.