SUKABUMIUPDATE.com - Bagi warga Banjar mungkin nama Tepung Kanjut atau Tembong Kanjut sudah tidak asing lagi. Nama itu menjadi populer karena terdengar cukup nyeleneh.
Namun, tidak sedikit juga warga yang belum mengetahuinya karena nama tempat itu kini telah berubah menjadi Tembung Kerta.
Tepung Kanjut ini berlokasi di Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Banjar, Jawa Barat.
Mengenai asal-usul nama tersebut memang banyak yang belum mengetahuinya termasuk warga Banjar itu sendiri. Ada berbagai versi cerita mengenai asal-usul nama Tepung Kanjut ini.
Seperti dikutip dari channel YouTube Galuh Katresna, Menurut seorang warga sekitar tanjakan Tepung Kanjut bernama Endang, jika nama tersebut telah sejak zaman dulu.
Sepengetahuan Pak Endang, menurut orang tua zaman dulu Tepung Kanjut ini disebut juga dengan nama Tembong Kanjut. “Tembong” dalam bahasa Sunda memiliki arti terlihat, sedangkan Kanjut merupakan alat kelamin laki-laki. Jadi, Tembong Kanjut berarti kelamin laki-laki yang terlihat.
Baca Juga: Pasir Heunceut Viral, Anggota DPRD Sebut Geopark Ciletuh Sukabumi Punya Karang Kontol
Menurut pak Endang dari cerita orang tua zaman dulu, nama Tembong Kanjut itu berawal dari adanya sebuah kecelakaan sebuah truk yang membawa muatan singkong di sebuah tanjakan yang saat ini disebut Tepung Kanjut.
Di atas truk tersebut terdapat beberapa orang pekerja yang turut menjadi korban kecelakaan, salah satunya bahkan tertimpa singkong yang dibawa truk dan meninggal. Kolor (celana Pendek) pekerja yang menjadi korban itu mengalami robek hingga kemaluannya terlihat dan akhirnya orang-orang menyebut daerah tersebut Tembong Kanjut atau ada juga yang menyebutnya Tepung Kanjut.
Selain itu ada pula cerita versi lain mengenai Tepung Kanjut ini. Dilansir dari Harapanrakyat.com, menurut H. Ahmad Shaleh (83), yang tinggal di Lingkungan Banjarkolot, Kel/Kec. Banjar.
Menurutnya, tepung dalam bahasa Sunda artinya bertemu, dan kanjut artinya kelamin laki-laki. “Jadi, nama kampung Tepung Kanjut itu artinya tempat bertemunya dua orang laki-laki,” terangnya, saat ditemui Koran HR, Sabtu (12/03/2016).
Lanjut Shaleh, berdasarkan cerita, dulu saat zaman kerajaan, ada seorang pemuda tampan dari Mataram bernama Adananya, berkelana ke sebuah kampung yang bernama Pataruman dan di kampung itu pemuda tersebut kepincut seorang gadis cantik.
Baca Juga: Karang Kontol Geopark Ciletuh Sukabumi Mendunia, Mitosnya Diulas Media Asing
Kemudian, Adananya pun melamar gadis itu ke ibunya, tetapi ibunya tidak merestui karena tahu bahwa Adananya adalah raja dari Mataram. Sehingga, ibu gadis itu merasa malu lantaran berasal dari kalangan rakyat biasa.
Karena tidak mendapat restu dari sang ibu, akhirnya gadis cantik tersebut melarikan diri dari rumahnya ke arah Barat, dan Adananya pun mengejarnya. Saat memasuki hutan belantara, gadis cantik itu terjerat tanaman areuy hingga kakinya terluka.
Setelah itu datanglah pemuda tampan yang hendak menolongnya. Pemuda itu kemudian bertemu dengan Adananya yang tengah mengejar si gadis di sebuah bukit, yang kemudian bukit itu dinamai Tepung Kanjut.
“Di bukit itu Adananya dan pemuda tampan yang mau menolong sang gadis cantik, bertarung saling mengadu kesaktian. Pemuda tampan itu adalah Raden Singaperbangsa atau Dalem Tambakbaya yang gelarnya Adipati Kertabumi III,” tutur Shaleh.
Baca Juga: 10 Tips Mengembalikan Kepercayaan Diri yang Hilang, Mudah Dilakukan
Raden Singaperbangsa adalah Raja Galuh Kertabumi. Pada waktu itu pusat kotanya berada di Liung Gunung, dan sekarang nama itu menjadi nama sebuah desa di Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya.
Itulah cerita mengenai asal usul nama Tepung Kanjut atau Tembong Kanjut yang ada di Banjar, Jawa Barat.