SUKABUMIUPDATE.com - Hasil survei toleransi menjadi salah satu tolak ukur untuk melihat tingkat toleransi di Jawa Barat. Data yang diperoleh turut menjadi dasar Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barar dalam mengambil kebijakan, khususnya untuk memperkuat toleransi di Jabar.
Survei toleransi Jawa Barat dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jabar yang bekerja sama dengan lembaga Indonesian Politic Research and Consulting (IPRC). Survei dilaksanakan di 27 kabupaten/kota pada Maret 2023 dan melibatkan 1.200 responden.
Kepala Badan Kesbangpol Jabar Iip Hidajat menuturkan, survei tersebut bertujuan untuk melihat tingkat toleransi di Jabar. Adapun hasil survei akan menjadi dasar Pemda Provinsi Jabar dalam mengambil kebijakan, khususnya untuk memperkuat toleransi di Jabar.
Baca Juga: 39 Contoh Paribasa Sunda dan Artinya, "Dibere Sabuku Menta Sajeungkal"
"Nantinya, hasil dari survei tersebut dapat menjadi tolok ukur atau dasar pertimbangan kami dalam mengambil kebijakan. Hal apa saja yang perlu ditingkatkan, hal apa saja yang memang sudah baik," ucap Iip di Kota Bandung, dikutip via Tempo, Kamis (4/5/2023).
Hasil survei toleransi Jawa Barat menunjukkan bahwa 90,6 persen responden menyatakan bersedia bertetangga dengan orang lain yang berasal dari agama lain. Kemudian 88,9 persen responden menyatakan bersedia memberi bantuan pada tetangga yang berasal dari orang lain.
Sebanyak 92,2 persen responden menyatakan bersedia berteman dengan orang yang berasal dari agama lain.
Hasil lainnya yakni 90,8 persen responden menyatakan ajaran agamanya mengajarkan untuk bergaul dan menghormati penganut agama lain, 92,6 responden menyatakan setuju hidup berdampingan antar-pemeluk agama tidak terhindarkan bagi bangsa Indonesia yang majemuk, maka tidak perlu saling menghina.
Baca Juga: 31 Contoh Paribasa Sunda dan Artinya, Salah Satunya Caang Bulan Opat Welas
Kemudian, 92,1 persen responden menyatakan setuju terhadap pernyataan "Pemerintah harus melindungi kelompok yang mendapat kekerasan dari kelompok lain," dan 69,9 persen responden menyatakan setuju terhadap pernyataan "setiap orang punya hak untuk beribadah, maka acara keagamaan apapun di lingkungan saya tidak boleh dilarang/dihentikan.".
Menurut Iip, ada banyak upaya yang telah, sedang, dan akan dilakukan Badan Kesbangpol Jabar untuk menjaga toleransi, di antaranya menggelar dialog antarsuku dan agama terutama di kalangan milenial.
"Salah satunya kita gelar secara rutin Jambore Kebangsaan. Para pesertanya kaum milenial dari suku dan agama yang berbeda yang ada di Jawa Barat. Di situ kita diskusi problem solving dan lain-lain dengan menghadirkan berbagai narasumber agar lebih terarah," kata dia.
Hasil dari dialog tersebut pun cukup signifikan mengubah pola pikir kaum milenial di Jawa Barat menjadi lebih terbuka wawasan, lebih moderat dan tidak emosional.
Tak hanya Jambore Kebangsaan, Badan Kesbangpol Jabar juga telah melakukan kegiatan lain untuk memupuk toleransi dan persatuan, seperti Jambore Ormas, Duta Bela Negara, Bangkit Milenial Fest.
Sumber: Tempo.co