SUKABUMIUPDATE.com - Jalur mudik di jalan nasional yang melintasi Kabupaten Cianjur Jawa Barat mulai terpantau padat. Ini adalah jalur pemudik khususnya pengendara sepeda motor dari wilayah jabodetabek ke daerah Jawa Barat selatan.
Melansir tempo.co volume kendaraan pemudik yang memasuki wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai mengalami peningkatan hingga 10 persen, pada Minggu, (16/4/2023). Pemudik yang didominasi pengguna sepeda motor dari arah Puncak menuju kota Cianjur terus mengalir sejak dini hari hingga siang ini.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Cianjur, Ajun Komisaris Anaga Budiharso, mengatakan, peningkatan volume kendaraan di sepanjang jalur mudik Cianjur akan terus meningkat hingga puncaknya yang diprediksi pada Selasa 18 April 2023.
Menurut Anagam sudah ada peningkatan sekitar 10 persen yang didominasi pengguna sepeda motor. Sebagian dari mereka merupakan pemudik jarak pendek dan memilih perjalanan dini hari atau subuh untuk menghindari cuaca panas.
Anaga mengungkapkan, jajarannya menyiapkan upaya antisipasi terjadinya kepadatan arus mudik dan wisata, terutama di kawasan wisata Puncak, Cipanas.
"Arus mudik didominasi pemudik lokal atau jarak pendek. Kami justru mengantisipasi arus wisata yang diprediksi akan mengalami lonjakan di kawasan wisata Puncak, Cipanas. Karena, kawasan wisata Puncak, Cipanas masih cukup jadi primadona wisatawan, baik saat akhir pekan ataupun libur hari raya," jelasnya.
Baca Juga: Link Live Streaming CCTV Jalan Tol, Pantauan Realtime Arus Mudik Lebaran 2023
Disebutkan Anaga, terdapat sejumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan di sepanjang jalur di kawasan wisata Puncak, Cipanas. Mulai dari persimpangan Hanjawar, persimpangan menuju Kebun Raya Cibodas, Pasar Cipanas, persimpangan Hanjawar-Pacet dan saat ini ditambah seputaran lokasi longsor Tebing Palalangon.
“Untuk titik rawan kecelakaan ada di sepanjang ruas Ciloto," ucapnya.
Anaga menambahkan, proses rekayasa lalu lintas di kawasan Cianjur akan disesuaikan dengan kondisi lalu lintas di wilayah Bogor. "CB (Cara bertindak) akan disesuaikan atau pun mengikuti situasi dan kondisi lalu lintas di wilayah Bogor. Kami hanya mengimbangi agar tidak terjadi kepadatan," kata dia.
Sementara itu, pemudik yang hendak melintasi wilayah Cianjur tidak disarankan melalui jalur alternatif Jonggol saat malam hari. Selain minim lampu penerangan, jalur alternatif Jonggol juga masih terdapat badan jalan yang rusak, bergelombang dan berlubang.
Anaga mengatakan terdapat dua jalur alternatif di wilayah Cianjur, yakni jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi.
"Pemudik tidak kami sarankan untuk melintas di jalur alternatif Jonggol pada malam hai karena sekitar 15 persen kondisi jalannya banyak yang bergelombang dan berlubang. Terutama, sangat minim lampu penerangan jalan," kata Anaga.
Baca Juga: Melihat Geliat Mudik di Stasiun Sukabumi Jelang Lebaran
Untuk jalur alternatif Sukabumi, kata Anaga, kondisi jalannya lebih laik dilintasi oleh kendaraan pemudik. "Secara keseluruhan bagus. Namun, pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati dan waspada karena rawan kecelakaan. Untuk dari arah Cianjur ke Sukabumi kondisi jalanannya menanjak sepanjang 5 kilometer," jelasnya.
Untuk jalur tengah yang mengarah ke Cianjur bagian selatan, mulai dari wilayah Cibeber sampai dengan Sindangbarang kondisinya badan jalannya 50 persen rusak. "Terutama untuk ruas mulai dari Cibinong hingga Sindangbarang, 50 persen badan jalannya rusak dan masih dilakukan penambalan oleh dinas pengelola jalan," ujarnya.
Selain itu, ujar Anaga, dari 94 kilometer jalur mudik yang menuju wilayah Cianjur selatan hanya ada tiga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). "Untuk kondisi ini, kami telah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak Pertamina untuk menjamin supply dan ketersediaan BBM di tiga SPBU tersebut," tandasnya.
SUMBER: TEMPO.CO (Deden Abdul Aziz)