SUKABUMIUPDATE.com - Irjen Akhmad Wiyagus resmi ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolda Jawa Barat untuk menggantikan Irjen Suntana. Kepindahan Irjen Akhmad Wiyagus ke Polda Jabar diputuskan Kapolri yang dimuat dalam Surat Telegram (ST) Nomor: ST/713/III/KEP./2023 tanggal 27 Maret 2023.
Ada yang menarik dari Irjen Pol Akhmad Wiyagus, Ia diketahui pernah mendapatkan anugerah Hoegeng Awards 2022 kategori Polisi Berintegritas. Saat menerima penghargaan Irjen Akhmad Wiyagus menjabat sebagai Kapolda Lampung.
Melansir dari Tempo.co, Irjen Pol. Akhmad Wiyagus menerima penghargaan polisi teladan Hoegeng Awards 2022 kategori Polisi Berintegritas dari Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo di Jakarta, Jumat, 1 Juli 2022.
Ia dikenal sebagai sosok polisi yang anti suap dan tak bisa dinegosiasi. Oleh sebab itu, ia dipilih Dewan Pakar menjadi kandidat dan akhirnya didapuk menerima Hoegeng Awards 2022.
Baca Juga: Mengenal Hasen Candra dalam Perbincangan Golkar Kota Sukabumi
Hoegeng Awards 2022 sendiri merupakan program mencari sosok polisi dengan tiga kategori, yaitu Polisi Berintegritas, Polisi Inovatif, dan Polisi Berdedikasi.
Tiga kategori tersebut didapat melalui proses diskusi panjang melibatkan berbagai pihak. Mulai dari keluarga almarhum Jenderal Hoegeng Santoso, Divisi Humas Mabes Polri, Posko Presisi Polri, hingga Dewan Pakar Hoegeng Awards 2022, seperti dikutip dari Antara.
Profil Irjen Akhmad Wiyagus
Mengutip laman humas.polri.go.id, Akhmad Wiyagus merupakan pria kelahiran Tasikmalaya, 23 September 1967. Ia adalah lulusan Akpol tahun 1989. Sepanjang kariernya, Akhmad Wiyagus berpengalaman di bidang reserse.
Terutama dalam hal pemberantasan korupsi. Sejumlah kasus dugaan korupsi pernah yang pernah ditangani Akhmad Wiyagus di antaranya kasus cetak sawah payment gateway yang menyeret mantan Wamenkumham Deny Indrayana, juga kasus korupsi Pertamina, dan korupsi stadion Gedebage di Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Mengenal Adrian Zecha, Pengusaha Hotel Dunia Kelahiran Sukabumi
Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan Akhmad Wiyagus telah menorehkan hal positif selama menjadi Direktur Tindak Pidana Korupsi. Selama lima tahun ditempatkan di Direktorat Tipikor, ungkap Ari, Akhmad Wiyagus telah menyelesaikan 88 perkara korupsi. Serta menyelamatkan kerugian negara lebih dari Rp 2 triliun.
Akhmad Wiyagus juga mampu mengoptimalkan pencegahan korupsi melalui peningkatan kerja sama dengan para pemangku kebijakan pemberantasan korupsi. Dia aktif melaksanakan kegiatan pelatihan, diskusi bersama, dan membuat sejumlah perjanjian kerja sama yang tertuang dalam berbagai nota kesepahaman.
Menurut Ari, Akhmad Wiyagus berhasil membangun budaya integritas dan profesional sesuai dengan prinsip pemerintahan yang baik di jajaran Direktorat Tipikor.
“Sehingga menjadikan Dittipidkor Bareskrim Polri menyabet beberapa penghargaan,” ujar dia pada Juli 2018 silam.
Baca Juga: Mengenal Abah Anom, Ulama Sunda Sakti yang Pernah Pesantren di Sukabumi
Akhmad Wiyagus pernah mendapatkan tiga Gelar Kehormatan yaitu Satyalencana Pengabdian Delapan Tahun, Satyalencana Pengabdian 16 Tahun, dan Satyalancana Dwidya Sistha. Selain itu, Akhmad Wiyagus juga pernah menduduki jabatan sebagai Direktur Pengaduan Masyarakat KPK, Kapolres Sumedang pada 2008, dan Kanit II Dit III/Tipikor Bareskrim Polri tahun 2010.
Dia juga pernah menjabat Kasubdit II Dittipidkor Bareskrim Polri pada 2011, Wadirtipidkor Bareskrim Polri pada 2013, Dirtipidkor Bareskrim Polri pada 2014, dan Wakapolda Maluku pada 2018. Serta Wakapolda Jawa Barat pada 2019, dan terakhir sebelum akhirnya dipindahtugaskan ke Lampung, Akhmad Wiyagus menjabat sebagai Kapolda Gorontalo pada 2020.
Selain Akhmad Wiyagus, dua polisi lainnya yang menerima penghargaan Hoegeng Awards yaitu Aipda Rohimah dengan kategori Polisi Berdedikasi, dan Brigjen Pol. Eko Rudi Sudarto dengan kategori Polisi Inovatif. Aipda Rohimah merupakan sosok penggagas program Gerakan Seribu Koin atau Geserin. Gerakan sosial yang digulirkan sejak 2017 ini bertujuan memanfaatkan uang koin untuk membantu warga yang membutuhkan.
Baca Juga: Mengenal Anjak Priatama Sukma, Wakil Rakyat Sukabumi dengan DNA Politik yang Kuat
Sementara Eko Rudi Sudarto ditetapkan sebagai Polisi Inovatif berkat memanfaatkan noken atau tas asli Papua sebagai alat untuk menampung saran, permintaan, hingga keluhan warga setempat. Dia berhasil merebut hati dan pikiran warga Papua agar tidak tertarik dengan propaganda Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Eko Rudi Sudarto juga turut melakukan kegiatan sosial-kemanusiaan. Dia memberi pelatihan ternak kepada warga Papua, terutama ternak babi. Meski Islam, hal itu tak menghalangi Eko Rudi Sudarto untuk berbagi pengetahuan dengan warga Papua.
Sumber: Tempo.co/Hendrik Khoirul Muhid