Tragedi Berdarah Bojongkokosan Sukabumi Menyulut Bandung Lautan Api

Jumat 24 Maret 2023, 14:45 WIB
Tragedi Berdarah Bojongkokosan di Sukabumi Menyulut Peristiwa Bandung Lautan Api (Sumber : Istimewa)

Tragedi Berdarah Bojongkokosan di Sukabumi Menyulut Peristiwa Bandung Lautan Api (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di Indonesia, tepatnya di daerah Bandung, Provinsi Jawa Barat pada 24 Maret 1946, menurut laman bandung.go.id. Hari ini 76 tahun lalu, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar kediaman mereka sendiri dan meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung.

Peristiwa Bandung Lautan Api merupakan momen penting bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Bandung. Ini karena alasan masyarakat yang memilih membumihanguskan rumah mereka daripada harus menyerahkannya kepada militer sekutu.

Tahukah Updaters, sebelum peristiwa Bandung Lautan Api, sempat terjadi Pertempuran Bojongkokosan di Sukabumi. Tragedi berdarah ini disebut-sebut sebagai peristiwa yang menyulut terjadinya Bandung Lautan Api.

Tragedi Berdarah Bojongkokosan Sukabumi Menyulut Peristiwa Bandung Lautan ApiTragedi Berdarah Pertempuran Bojongkokosan di Sukabumi Menyulut Peristiwa Bandung Lautan Api (Sumber : Istimewa)

Lantas, mengapa Pertempuran Bojongkokosan Sukabumi bisa menyulut Peristiwa Bandung Lautan Api? Mari simak sebuah wawasan Peristiwa bersejarah yang perlu dicatat dalam rekam jejak perjuangan bangsa Indonesia, dilansir dari berbagai sumber!

Baca Juga: Dekat dengan Nyi Roro Kidul, Palabuhanratu Sukabumi Jadi Tempat Menyeramkan Di Dunia

Menurut situs resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, Pertempuran Bojongkokosan Sukabumi termasuk salah satu faktor pemicu terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946 silam.

Alasan ini didasarkan pada tinjauan strategi Nasional, daerah jalur Jakarta-Bogor-Sukabumi-Bandung. Jalur ini merupakan urat nadi kekuatan Sekutu untuk menguasai daerah yang dilalui oleh jalur itu sendiri.

Kala itu, peristiwa Pertempuran Bojongkokosan Sukabumi yang diperingati sebagai Hari Juang Siliwangi dipimpin oleh warga Sukabumi bernama Letnan Kolonel Eddie Soekardi. Pertempuran Bojongkokosan Sukabumi ini terjadi tiga bulan sebelum peristiwa Bandung Lautan Api, yakni 9-12 Desember 1945.

Kronologi Pertempuran Bojongkokosan yang Menyulut Peristiwa Bandung Lautan Api

Pada 29 September 1945, Panglima Skadron Penjelajah V Inggris, Laksamana Muda W.R. Patterson tiba bersama Ch. O. van Der Plas, Wakil Kepala NICA (Netherlands Indies Civil Administration) untuk membentuk Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.

Mereka melakukan konvoi APWI (Allied Prisoners of War and Internees), yang bertugas melakukan pengiriman dan pemulangan tahanan perang. Dengan pengamanan ketat yaitu dikawal oleh Batalyon 5/9 Jats, satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab, India. Konvoi ini terdiri atas 150 truk yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon, dan Brencarrier.

Pertempuran Bojongkokosan berlangsung selama empat hari lamanya di tanah Pasundan ini yaitu pada 9-12 Desember 1945. Sebanyak tiga ribu personel Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dibantu oleh Laskar Pejuang Rakyat Sukabumi dikerahkan untuk menghadang konvoi tentara Sekutu di Jalur Sukabumi-Cianjur, salah satunya di Bojongkokosan, sebelah barat laut Kota Sukabumi.

Batalyon I sebagai pemukul pertama, dipimpin oleh Mayor Yahya B. Rangkuti bersiaga di Jalan raya Ciawi-Cigombong-Cibadak, yang berjarak 18 km. Kemudian penyerangan kedua dilakukan oleh Batalyon II yang dipimpin oleh Mayor Harry Soekardi. Lokasi penyerangan kedua berada di Cibadak hingga Sukabumi bagian barat, juga berjarak 18 km.

Selanjutnya, Batalyon III dipimpin oleh Kapten Anwar berjaga dari Gekbrong hingga Ciranjang Cianjur, berjarak sejauh 30 km. Terakhir, Mayor Abdulrachman memimpin Batalyon IV di jalan raya Sukabumi bagian timur hingga Gekbrong, berjarak 15 km.

Pada tanggal 9 Desember 1945, hari pertama pertempuran Bojongkokosan, konvoi sekutu melewati wilayah Cicurug. Ketika kepala konvoi sampai di Bojongkokosan, satu ruas jalan dengan tebing di kedua sisinya, mereka mendapatkan serangan tiba-tiba.

Sementara ekor konvoi masih berada di Cicurug mendapatkan serangan kedua. Akhirnya, konvoi panik dan perang tidak terelakkan.

Pada 10 Desember 1945 pagi, RAF, angkatan udara independen tertua di dunia, membombardir Cibadak hingga sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB.

Serangan balasan tersebut merupakan serangan udara paling dahsyat sepanjang sejarah perang di Pulau Jawa. Sementara Batalyon Jats yang tersisa berusaha menyatukan diri dan beristirahat di Kota Sukabumi.

Hari berikutnya di 11 Desember 1945, Markas Sekutu di Cimahi mengirim Batalyon 3/3 Gurkha Rifles sebagai bantuan atas pertempuran ini.

Namun, pasukan berhasil dihadang oleh Batalyon III di sepanjang Jalan Raya Cianjur. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Letkol Eddie ini menggunakan taktik “Hit and Run” atau gerilya.

Peristiwa Bandung Lautan ApiPeristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946 (Sumber: Instagram/@wartawaktu)

Batalyon Gurkha Rifle dan Jats kemudian bergabung pada malam harinya di kota Sukabumi. Mereka akhirnya memohon untuk dapat melanjutkan perjalanan ke Bandung dan tidak diganggu.

Permohonan bahkan dilakukan oleh Mayor Rawin Singh, seorang juru runding. Akibat peristiwa tersebut, Pemerintah Inggris dikecam oleh berbagai pihak, terutama keluarga tentara dan pers internasional, yang menghebohkan Parlemen Inggris.

Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), Pasukan Sekutu yang mendarat di Indonesia sebelum Jepang, dengan terpaksa mengakui ketidakmampuannya menjalankan Misi Internasional. Mereka harus kembali pada kesepakatan Konferensi Postdam hingga AFNEI meminta bantuan Pemerintah RI dan mengalihtugaskan Misi Internasional kepada TKR.

Pertempuran Konvoi pada 9 hingga 12 Desember 1945 di Bogor, Sukabumi dan Cianjur, memberikan hikmah bahwa Republik Indonesia secara tidak langsung telah mendapatkan pengakuan (de facto) dari pihak Sekutu, yang menggugah dunia Internasional.

Baca Juga: Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadan 2023 Seluruh Wilayah, Klik Disini!

Saat ini masyarakat lebih familiar dengan Museum Palagan Bojongkokosan. Museum ini adalah salah satu tempat mengabdikan jejak-jejak Pertempuran Bojongkokosan yang menyulut peristiwa Bandung Lautan Api.

Mengutip asosiasimuseumindonesia.ord, Museum Palagan Bojongkokosan adalah salah satu museum kebanggaan masyarakat Sukabumi. Tempat ini dibangun sebagai tanda peringatan dan rasa hormat untuk para pahlawan yang gugur pada “Peristiwa Bojongkokosan” 9 Desember 1045.

Tragedi Bojongkokosan merupakan pertempuran antara para pejuang Sukabumi dengan Sekutu Inggris serta NICA (Belanda) yang ingin mengembalikan penjajahannya di Indonesia.

Museum Palagan Bojongkokosan beralamat di Jalan Raya Siliwangi, Desa Bojongkokosan, Kec. Parungkuda, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Pembangunan Palagan Perjuangan 1945 Bojongkokosan dilakukan sesuai surat Ketua Umum Panitia Pemugaran Monumen Perjuangan 1945 NO. 20 PPM-BK/XII/1992. Kemudian diresmikan pada 13 November 1992 oleh R.Moh.Yogie Suardi Memet (Gubernur Jawa Barat 1985 – 1993).

Koleksi utama Museum Palagan Bojongkokosan adalah diorama, puing pesawat RAF, senjata laras panjang Len Enviel, senjata laras pendek VOC, Helmet Pasukan Sekutu dan TKR, pedang dan golok pasukan Kelaskaran Rakyat.

Baca Juga: Jatuhnya Sambo, Bus Palabuhanratu-Bogor yang Terperosok di Cicurug Sukabumi

Untuk diketahui, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan dan Warga Bandung, dibangun sebuah monumen Bandung Lautan Api (BLA) di Lapangan Tegallega. Bukti lain juga tampak dari stilasi Kota Bandung yang tersebar di 10 titik.

Peristiwa Bandung Lautan ApiPeristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946 (Sumber: Instagram/@wartawaktu)

Ke sepuluh stilasi-stilasi tersebut adalah bukti tanda tempat pertama kalinya pembacaan teks proklamasi oleh rakyat Bandung, lokasi persitiwa perobekan bendera Belanda maupun markas para pejuang Bandung Lautan Api.

Sumber: berbagai sumber.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 19:00 WIB

Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Ketahui 4 Hal Berikut Ini!

Donor Jantung adalah orang yang memberikan jantungnya untuk transplantasi kepada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Perhatikan 4 Hal Berikut. (Sumber : Freepik/freepik)
Jawa Barat24 November 2024, 17:36 WIB

PLN UID Jabar Dukung Kegiatan Srikandi Movement: Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat, terutama bagi ibu dan anak.
Beragam kegiatan digelar dalam acara ini, salah satunya Lomba Mewarnai bagi anak-anak TK/PAUD se-Kabupaten Garut. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 17:16 WIB

Bus Terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi

Bus jurusan Sukabumi-Bekasi terguling di Jalur Lingkar Selatan (Lingsel) Warudoyong, Kota Sukabumi, Minggu sore (24/11/2024).
Kondisi bus terguling di Jalur Lingkar Selatan, Warudoyong, Kota Sukabumi, Minggu sore (24/11/2024). (Sumber Foto: Fikri)
Sukabumi24 November 2024, 17:09 WIB

Sosialisasi Empat Pilar di Sukabumi, Drh Slamet Bahas Kesadaran Bernegara

Slamet mengatakan masyarakat penting untuk ikut terlibat dalam proses demokrasi.
Drh Slamet menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Minggu (24/11/2024). | Foto: Istimewa
Musik24 November 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Number One Girl, Single Solo Rose BLACKPINK Setelah APT

Hingga Minggu, 24 November 2024, Official Music Video Lagu Number One Girl Rose BLACKPINK sudah ditonton lebih dari 20 juta kali dan disukai lebih dari 1.2 M pengguna YouTube.
Official Music Video Lagu Number One Girl Rose. Foto: YouTube/ROSE