SUKABUMIUPDATE.com - Potensi wisata danau atau Situ Batu Karut di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi belum digarap maksimal. Warga Selaawi mendorong anggota DPRD Jabar Hendar Darsono untuk membantu mewujudkan kawasan ini menjadi desa wisata dengan batu karut sebagai spot destinasi utama.

Aspirasi ini disampaikan warga dalam reses II 2022-2023 anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Demokrat Hendar Darsono pada Rabu 15 Februari 2023. forum mendengar dan memperjuangkan keinginan rakyat berlangsung di GOR Desa Selaawi Jalan Raya Sukaraja No. 187 RT 004 RW 006 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

Hadir dalam reses tersebut warga, kepada desa Selaawi, Perwakilan dari Kecamatan Sukaraja, tokoh masyarakat, tokoh pemuda.

Baca Juga: Resmi! Erick Thohir Terpilih Menjadi Ketua Umum PSSI Periode 2023-2027

“Aspirasi utama yang disampaikan adalah desa wisata. Selaawi dengan situ Batu Karutnya ingin dikembangkan menjadi desa wisata, tentunya dengan pembangunan infrastruktur kepariwisataan oleh pemerintah khususnya provinsi Jabar,” jelas Hendar Darsono kepada sukabumiupdate.com, Kamis (16/2/2023).

Menurut anggota komisi II DPRD Jabar ini, aspirasi tersebut sesuai dengan program pengembangan desa wisata yang saat ini tengah dipacu pemerintah provinsi Jawa Barat. Pemda Provinsi Jabar sudah punya Perda Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Desa Wisata.

“Dengan adanya Perda ini diharapkan dapat memfasilitasi desa-desa di Jawa Barat yang punya potensi wisata. Konsep Desa Wisata adalah salah satu cara membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, yang kemudian dapat mensejahterakan rakyat dan meningkatkan pendapatan Desa,” ungkap wakil rakyat dari daerah pemilihan kota dan kabupaten Sukabumi ini lebih jauh.

Reses II 2022-2023 anggota DPRD Jabar Hendar Darsono di Desa Selaawi Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Baca Juga: Diduga Hanyut, Petani di Waluran Sukabumi Tak Pulang Usai Pamit ke Kebun

Desa Selaawi dengan situ batu karut lanjut Hendar, adalah potensi yang harus menjadi perhatian Pemprov Jabar. “Tentu akan saya tindaklanjuti, ini adalah potensi luar biasa, hanya butuh penataan dan dukungan anggaran dari pemerintah provinsi Jawa Barat,” tegasnya.

Tatan Sutendi, tokoh masyarakat selaawi berharap situ batu karut menjadi prioritas program pengembangan desa wisata di Jawa Barat. Selain punya danau dengan kawasan seluas kurang lebih 1 ha, air yang jernih, juga lokasinya tidak jauh dari jalan nasional Sukaraja, dengan akses jalan menuju lokasi juga sudah baik.

“Nama batu karut sudah dikenal di Sukabumi tapi sulit menjadi destinasi wisata yang bisa menarik minat pengunjung karena memang kurang fasilitas untuk pengunjung. Selama ini hanya dikenal sebagai danau spot mancing saja, orang kurang tertarik. Jadi dampaknya ke perekonomian warga disini tidak terlalu dirasakan,” ungkapnya.

Baca Juga: Bangga! Pisang Goreng Asal Indonesia Jadi Hidangan Terbaik di Dunia

Itu karena belum ada fasilitas penunjang kepariwisataan, belum ditata baru sekedar danau luas dengan air yang jernih, lanjut Tatan. Situ batu karut selama ini hanya dimanfaatkan sebagai sumber air PDAM dan pertanian.

“Kita berharap ditata dan dibangun seelok mungkin, Dibangun gazebo, jogging track di sekelilingnya, dan fasilitas wisata lainnya sehingga masyarakat tertarik untuk datang ke sini. Situ batu karut ini bisa menjadi salah satu spot wisata tirta yang menarik, bisa ada perahu atau lainnya,” lanjut Tatan.

Juga diperlukan pembangunan lokasi UMKM desa di kawasan batu karut, sehingga dampak ekonomi dari keberadaan batu karut bisa lebih luar dirasakan oleh warga Selaawi. “Selama ini sudah banyak yang berjualan tapi belum ditata, pengunjung juga tidak banyak, sehingga warga yang berdagang pun kadang ada kadang tidak,” bebernya.

Baca Juga: Tiba di Turki, Mahasiswa Nusa Putra Sukabumi Disambut Direktur International Anadolu

Tatan berharap Hendar Darsono melalui Fraksi Demokrat di DPRD Jabar bisa mendorong pemprov untuk membangun situ batu karut sebagai desa wisata unggulan di Jawa Barat. “Kami optimis bisa karena memang Pemprov Jabar punya program desa wisata. Tinggal mendorong dari para pemegang kebijakannya saja,” tegas Tatan.