SUKABUMIUPDATE.com - Gempa M5.6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyebabkan kerusakan. Bencana gempabumi yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 itu juga menelan korban jiwa serta korban luka.
Menurut BMKG, Gempa M5.6 daerah Cianjur ini termasuk jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan tipe mainshock-aftershocks, yaitu gempabumi utama yang kemudian diikuti oleh serangkaian gempabumi susulan.
Kekinian, salah satu lansia korban Gempa M5.6 Cianjur telah ditemukan meninggal dunia di sebuah kontrakan, pada Minggu (12/2/2023).
Mengutip laporan Tempo.co, korban gempa Cianjur tersebut bernama Dirgahayu Setiadi (73 tahun), meninggal di rumah kontrakannya di Kampung Sedong, Kelurahan Bojongherang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
Baca Juga: Heboh Kartu Iuran SD di Ciracap Sukabumi, Begini Penjelasan Sekolah dan Disdik
Lansia itu diketahui telah mengontrak sepekan sejak gempa bumi 5,6 magnitudo mengguncang Kabupaten Cianjur.
Ketua RT 03 Kampung Sedong, Riswan, mengatakan, kematian Dirgahayu Setiadi pertama kali diketahui warga sekitar yang mencium bau busuk dari salah satu kamar kontrakan. Warga Kampung mengira bau tersebut disebabkan bangkai hewan yang mati.
"Setelah ditelusuri, baunya bersumber dari salah satu kontrakan milik Bapak Kismet," ujar Riswan, dikutip Senin (13/2/2023).
Riswan menyebutkan, jenazah penyintas gempa itu pertama kali diketahui sekitar pukul 21.00 WIB setelah perangkat RT melaporkan terkait kecurigaan warga yang mencium aroma tidak sedap.
Baca Juga: Kenapa Namanya Sukabumi? Sebelum Like Earth Kekinian, Ini Cerita Historis Kota Mochi!
"Sekitar pukul 21.00 WIB kontrakannya dibongkar dan ditemukan penghuninya sudah meninggal dengan kondisi badan menghitam dan mengeluarkan aroma tidak sedap," kata Riswan.
Ia mengungkapkan Dirgahayu mengungsi di kontrakan tersebut sepekan setelah gempa. Pasalnya pria itu tidak sanggup tinggal di tenda pengungsian lantaran memiliki riwayat penyakit dan mulai terjangkit penyakit kulit.
"Almarhum ini korban gempa, rumahnya di Desa Rancagoong rusak parah akibat gempa, sampai tidak bisa ditempati lagi. Karena sakit-sakitan selama tinggal di tenda, dia mengungsi ke sini. Kebetulan pemilik kontrakan masih saudaranya. Jadi sudah sekitar 3 bulan tinggal di sini, mengungsi ke sini sampai rumahnya diperbaiki," kata Riswan.
Riswan menuturkan lansia tersebut terakhir terlihat pada Jumat 10 Februari 2023 lalu. "Jumat siang sempat ketemu dengan saya, minta dibantu urus perbaikan rumah yang di Selakopi, karena rusak juga. Setelah itu tidak pernah terlihat," ucap dia.
Riswan mengungkapkan, jenazah lansia tersebut langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur dan akan diserahkan pada keluarga untuk dimakamkan.
"Dibawa ke rumah sakit sambil menunggu keluarganya. Informasi dari keluarga, katanya memang memiliki riwayat penyakit jantung dan darah tinggi," tandasnya.
Sementara itu, pihak kepolisian masih belum bisa dimintai keterangan terkait penemuan jenazah korban gempa di kontrakan tempat korban mengungsi.
Sumber: Tempo.co