SUKABUMIUPDATE.com - Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan setiap bantuan korban gempa Cianjur yang masuk melalui pemerintah daerah akan terdata. Demikian juga ketika bantuan itu disalurkan akan ada catatannya.
Hal itu diungkapkan Herman menanggapi soal dirinya yang dilaporkan ke KPK soal dugaan penyelewengan bantuan untuk korban Gempa Cianjur.
Herman menuturkan penyaluran bantuan itu ada yang melalui pemerintah daerah ada yang langsung untuk warga masyarakat.
Baca Juga: Bupati Cianjur Dilaporkan ke KPK, Diduga Selewengkan Bantuan untuk Korban Gempa
"Yang melalui pemerintah daerah itu didata dimasukan dalam pembukuan, menerima apa saja dan itu ada tanda terimanya. Setelah itu ada permintaan dari warga masyarakat yang melalui RT, RW, Kades camat, setelah verifikasi diberikanlah [bantuan] oleh penjaga gudang dan itu ada catatannya, kesiapa, jam berapa dan fotonya juga ada, itu langsung di SPJkan," ujar Herman dari akun instagram miliknya.
Dengan demikian setiap hari setiap minggu ada pemasukan dan pengeluaran dan saldo di gudang. "Sehingga yang namanya bantuan itu mohon maaf gak sampai dijual Bupati ke pasar. Masa bupati jual ke pasar, aduh keterlaluan. Bupati banyak kerjaan yang lain. Saya terlalu naif kalau harus menjual barang-barang, bantuan," ujarnya.
Herman pun menegaskan sudah pernah menyampaikan di media sosial kalau ada yang mengkorupsi uang maupun barang itu hukumannya mati.
Baca Juga: Mengapa Sukabumi Dingin dan Sejuk? Yuk, Mengenal 3 Gunung yang Mengapit Wilayah Ini!
Bupati Cianjur Herman Suherman dilaporkan ke KPK oleh Lembaga Acsenahumanis Respon Foundation soal dugaan penyelewengan bantuan untuk korban Gempa Cianjur. Herman Suherman disebut menggunakan bantuan tersebut untuk kepentingan pribadi dan partainya.
Melansir dari Tempo.co, dalam keterangan tertulis, Acsenahumanis Respon Foundation menyatakan bantuan yang diselewengkan Bupati Cianjur tersebut berasal dari Emirates Red Crescent (Bulan Sabit Merah Emirat).
Yang mana bantuan itu terdiri dari 2 ribu lembar selimut, 25 ton beras, seribu paket kebersihan, 500 lampu bertenaga solar, dan battery charger untuk tenda. Menurut mereka, Herman menyelewengkan bantuan tersebut dengan mengubah bungkus dan kemudian menjualnya ke pasar.
Mengenai laporan tersebut, Herman menyatakan KPK nanti akan menilai apakah hal itu benar atau tidak. "KPK juga nanti akan ini benar atau tidak, akan menilai," ujarnya.