SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sesar Cugenang menjadi pemicu gempa Cianjur berkekuatan 5,6 magnitudo. Sesat aktif ini memporakporandakan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin, 21 November 2022.
"Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG," ungkap Dwikorita dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis, 8 November 2022.
Dwikorita menyebut, karena jalur patahannya ada di wilayah Cugenang maka dinamakan Sesar Cugenang. Sebelumnya, kata dia, gempa Cianjur diduga disebabkan aktivitas Sesar Cimandiri karena pusat gempa berada di dekat sesar tersebut.
Baca Juga: Cerita Lima Pendaki Sukabumi 10 Jam Taklukan Puncak Gunung Salak
Namun setelah dilakukan analisis focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara, serta survei lapangan secara detail oleh BMKG terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan bangunan, maka disimpulkan bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh sesar baru Cugenang.
Dwikorita memaparkan, Sesar Cugenang membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa. Dari 9 desa yang dilintasi Sesar Cugenang, delapan di antaranya termasuk Kecamatan Cugenang. Kedelapan desa itu di antaranya Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa terakhir, Nagrak, lokasinya di dalam wilayah Kecamatan Cianjur.
"Karena Sesar Cugenang adalah sesar aktif, maka rentan kembali mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan. Area sepanjang patahan harus dikosongkan dari peruntukkan sebagai permukiman, sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil," imbuhnya.
Baca Juga: Sering Tidur di Pagi Hari? Simak 6 Dampak Bahayanya Bagi Tubuh
Dalam hal ini BMKG, mendorong pemerintah Kabupaten Cianjur segera merelokasi permukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang. Area sesar seluas kurang lebih 9 kilometer persegi tersebut dinyatakan sebagai zona berbahaya untuk dihuni karena rawan gempabumi.
Sebelum teridentifikasinya sesar Cugenang, di Jawa Barat tercatat ada 6 sesar aktif. Berikut Daftarnya yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri adalah sesar aktif di Provinsi Jawa Barat. Sesar Cimandiri membentang cukup luas mulai dari muara sungai Cimandiri, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, hingga kabupaten Subang.
Baca Juga: 3 Tahun Terakhir Usia Laki-laki Sukabumi Lebih Pendek Dari Perempuan, Penyebabnya?
Oleh sebab itu, bentang Sesar Cimandiri nantinya akan bertemu dengan Sesar Lembang di Padalarang dan juga Sesar Baribis di Kabupaten Subang.
Setiap tahun, patahan ini bergerak sekitar 4-6 mm. Sesar Cimandiri dipercaya sudah ada sejak 50 juta tahun lalu dan membentuk dua lembah besar yaitu lembah Ciletuh dan lembah Cimandiri.
2. Sesar Cipamingkis
Sesar Cipamingkis merupakan patahan lain yang berada di kawasan Sukabumi dan Cianjur, selain sesar Cimandiri. Lokasi Sesar Cipamingkis berada di wilayah Sukabumi bagian timur dan wilayah barat Cianjur. Hingga saat ini, diketahui aktivitas pergeseran sesar cipamingkis memicu terjadinya gempa kecil.
Baca Juga: Ramaikan Jalanan, Warga Sungapan Sukabumi Karnaval Beratribut Piala Dunia 2022
3. Sesar Citarik
Sesar Aktif ketiga yang ada di Jawa Barat yakni Citarik Fault. Jenis sesar ini membentang dengan pola membelah Jawa Barat dari selatan hingga utara. Patahan Citarik meliputi kawasan yang luas mulai dari teluk Palabuhanratu, antara Gunung Salak-Pangrango, Bogor, Jonggol, dan berakhir di Bekasi.
Ciri Sesar Citarik berupa kelurusan di sungai Citarik dan bagian baratnya memotong Pulau Jawa. Sesar Citarik masih berstatus aktif hingga saat ini dan ketika mengalami pergeseran dapat berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi.
4. Sesar Baribis
Selain Jawa Barat, Sesar Baribis termasuk jenis patahan yang menghubungkan sejumlah Kawasan di provinsi lain yakni Jakarta dan Tangerang.
Sesar Baribis adalah sesar aktif terpanjang di pulau Jawa dengan lintasan meliputi sisi barat Subang dan Purwakarta, Karawang, Cibatu (Bekasi), Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Rangkasbitung.
Baca Juga: Mengenal Donald Pandiangan, Atlet Panahan Indonesia yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Sejumlah catatan pergerakan sesar Baribis diduga pernah menjadi salah satu penyebab gempa di beberapa lokasi yakni, tahun 1780 titik Jakarta, 1862 titik Karawang, dan tahun 1990 titik Kabupaten Majalengka.
5. Sesar Garsela
Garsela merupakan akronim dari Garut Selatan.
Sesar Garsela terbentang dari barat daya-timur laut wilayah Garut yang terdiri dari dua segmen. Sesar Garsela memiliki struktur sepanjang 42 kilometer dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung.
Baca Juga: Viral Filter Al Manga di TikTok Bikin Kamu Jadi Anime, Begini Cara Pakainya
Aktivitas pergeseran Sesar Garsela pernah menyebabkan gempa bumi pada tahun 2017 di sekitar wilayah Kamojang, Garut dengan kekuatan M3.7.
Baca Juga: 45 Kali Gempa Mematikan di Indonesia Akibat Sesar Aktif, Diantaranya Gempa Cianjur
6. Sesar Lembang
Patahan ketiga merupakan jenis sesar yang sudah sejak lama menjadi perhatian para peneliti dan ilmuwan termasuk BMKG. Seperti namanya, Sesar ini terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Jangkauan sesar lembang memanjang hingga 29 kilometer dari Padalarang hingga Jatinangor. Bagian barat sesar Lembang diyakini sudah terbentuk sejak 27 ribu tahun lalu, yang saat ini sisi tersebut didominasi oleh pemukiman warga dan persawahan.
Sementara di sisi Timur, sesar Lembang diyakini sudah terbentuk 100 tahun yang lalu. Bagian Timur Sesar Lembang merupakan titik lokasi wisata tebing terkenal seperti Tebing Karaton, The Lodge, Maribaya Hot Spring, Gunung Batu, hingga Bukit Bintang.