SUKABUMIUPDATE.com - Polres Cianjur langsung merespon dugaan aksi intoleras di tengah pengungsian korban gempa M5.6. Sebelumnya beredar video aksi pencabutan stiker gereja dari tenda pengungsian korban gempa Cianjur di media sosial.
Melansir suara.com, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan menegaskan, aksi intoleran berupa pencabutan stiker gereja itu tak merepresentasikan masyarakat Cianjur secara keseluruhan.Menurutnya, masyarakat Cianjur memegang tinggi toleransi, bantuan dari setiap kelompok pun diterima dengan terbuka.
Aksi pencopotan stiker gereja dilakukan oleh oknum ormas (organisasi kemasyarakatan), lanjut Doni.
"Jadi saya perlu tegaskan dan luruskan jika masyarakat Cianjur, terutama pengungsi tidak intoleran, mereka sangat toleran, menerima bantuan dari manapun tanpa melihat latar belakang kelompok. Tapi untuk Ormasnya itu jelas intoleran," kata dia, Minggu (27/11/2022) dikutip dari akun Instagram @polres.cianjur.
Pihaknya kini telah memanggil pimpinan ormas tersebut. Menurutnya, polisi tak akan segan mengambil tindakan tegas jika aksi intoleran kembali terulang.
"Sudah diperiksa tadi malam, mereka berjanji tidak akan mengulangi. Kalau terjadi lagi, kita akan proses hukum," tegasnya.
Menurutnya para pengungsi kini juga resah dengan adanya aksi tersebut, sebab mereka membutuhkan bantuan untuk bertahan di pengungsian. "Tenda masih digunakan untuk mengungsi, jadi pada dasarnya semua menerima. Itu hanya ulah oknum. Bahkan kini pengungsi jadi resah karena aksi tersebut," ucap dia.
Doni pun berharap warga tidak terprovokasi dengan adanya aksi intoleran dari salah satu Ormas tersebut. "Kami berharap semua pihak tetap memberikan bantuannya. Karena kejadian tersebut merupakan aksi dari oknum Ormas. Secara keseluruhan warga Cianjur sangat toleran, menerima bantuan dari manapun tanpa melihat suku, agama, ras, antar golongan," pungkasnya.
Sebelumnya, Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang tengah mencopot tulisan di tenda korban gempa Cianjur beredar di jejaring media sosial. Diduga, tulisan yang dicopot tersebut menampilkan identitas agama tertentu.
Video aksi pencopotan tulisan itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram @warungjurnalis pada Sabtu (26/11/2022). Dari video terlihat, Seseorang berbaju hitam mencabut secara paksa tulisan yang terdapat di tenda pengungsi korban gempa Cianjur itu.
Terdengar juga suara "pembongkaran, hancurkan hahaha," yang diucapkan seorang pria yang diduga sebagai perekam video.
Aksi yang dilakukan oleh sejumlah orang dalam video itu dinilai sebagai aksi intoleran. Hingga akhirnya ada netizen yang melaporkan hal tersebut pada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam keterangan, Ridwan Kamil langsung merespon aksi yang diduga mengandung unsur intoleran itu. Ridwan Kamil membalas pesan DM dan menyatakan bakal menindaklanjuti dugaan intoleran tersebut.
Sumber: Suara.com