SUKABUMIUPDATE.com - Pergerakan tanah melanda Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. Bencana ini menyebabkan 41 warga Desa Bojong Koneng, mengungsi ke dua titik lokasi yang lebih aman setelah tempat tinggalnya rusak.
Dari rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dua lokasi yang menjadi tempat pengungsian itu meliputi Villa Roso, Kampung Curug RT 02/09, Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang dan Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.
Menurut asesmen sementara, fenomena pergerakan tanah yang dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan pada Rabu, 14 September 2022. Laporan visual didapatkan beberapa ruas jalan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilewati semua jenis kendaraan. Beberapa rumah warga juga mengalami kerusakan di bagian dinding berupa retak hingga roboh di beberapa sisi.
Dari hasil kaji cepat tim, BPBD Kabupaten Bogor per Senin, 19 September 2022, fenomena pergerakan tanah itu berdampak kepada 170 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 647 jiwa.
Selain itu, 246 rumah terdampak dan sedikitnya 9 unit rumah rusak berat kemudian 73 unit rumah rusak sedang.
BPBD Kabupaten Bogor telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna penyelamatan warga, pendataan dan melakukan upaya untuk meminimalisir kemungkinan terburuk.
Sementara listrik telah dipadamkan guna menghindari adanya hubungan arus pendek maupun hal lain yang tidak diinginkan. Jalan darurat juga sedang dibangun oleh swadaya masyarakat. Kondisi saat ini pergerakan tanah masih terjadi dan situasi masih belum kondusif.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika hingga Rabu, 21 September 2022.
Menyikapi hal itu, maka BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Guna mengantisipasi potensi ancaman bencana hidrometerologi basah seperti tanah longsor, BNPB mengimbau agar melakukan upaya seperti monitoring lereng perbukitan, lereng tebing dan saluran air secara berkala untuk meminimalisir potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan.
Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.