SUKABUMIUPDATE.com - Satu keluarga jadi korban bencana longsor Pasir Pogor, Cijeruk, Kabupaten Bogor, jawa Barat pada Sabtu, 21 Mei 2022. Keluarga korban menuntut keadilan, menyebut dugaan pemicu bencana ini dari TPT (tembok penahan tanah) bangunan vila di atas pemukiman mereka.
Mengutip berita tempo.co, keluarga korban mendesak kepolisian mengusut penyebab longsor di Pasir Pogor yang menewaskan empat orang dan melukai lima lainnya. Keluarga menduga peristiwa nahas tersebut berkaitan dengan kualitas TPT milik vila tersebut.
"Keluarga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab terjadinya longsor TPT yang dibangun oleh pemilik vila yang berdiri di depan rumah para korban. Infonya Pak Kapolsek akan memanggil pemilik vila dan meminta ahli bangunan memeriksa kualitas bangunan TPT itu," kata Elang Suwandi alias Wandi, keluarga korban, di sela evakuasi, Ahad, 22 Mei 2022.
Kepala Satuan Reserse Kriminal atau Satreskrim Polres Bogor Ajun Komisaris Siswo D.C Tarigan menyebut pengusutan sebab longsor TPT yang menewaskan 4 jiwa dalam satu keluarga itu akan dilakukan atau dipimpin oleh Kepala Polisi Sektor Cijeruk dan dibantu oleh tim dari Polres Bogor.
"Ditangani sama pak Polsek. Info dari pak Kapolsek, keluarga sudah melapor dan meminta pihak kepolisian mengusut penyebab TPT itu longsor," kata Siswo di konfirmasi Tempo.
Bencana longsor yang terjadi Sabtu petang kemarin itu menewaskan Uum, 70 tahun; Duduh, 40 tahun; Masnoneng alias Neng, 30 tahun; dan NFS, 2 tahun.
Wandi menjelaskan para korban tewas merupakan satu keluarga. Uum merupakan mertua Neng, Duduh dan NFS adalah kakak ipar dan anak dari Neng. Sedangkan suami Neng, Hilman, selamat dari longsoran TPT sepanjang 10 meter, tinggi 6 meter dan lebar 5 meter itu.
Camat Cijeruk, Bangun Septa menyebutkan bahwa para korban yang meninggal dunia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta untuk keperluan visum. "Dibawa ke Kramat Jati jadi untuk visum, sebagai laporan awal untuk tindakan awal Kepolisian. Ada permintaan dari keluarga untuk dilakukan visum," kata Bangun.
Menurut dia, para korban yang meninggal dunia akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) wilayah Cijeruk setelah proses visum di RS Kramat Jati.
Seperti diketahui, peristiwa longsor yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB pada Sabtu kemarin, itu menyebabkan dua rumah rusak berat dan dua rumah lainnya rusak ringan. BPBD Kabupaten Bogor menyatakan sedikitnya ada sembilan korban akibat longsor, empat meninggal dunia dan lima lainnya selamat.
Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB dalam rilisnya menyebut hasil kaji cepat sementara tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, empat warga meninggal, lima orang anggota keluarga terpaksa mengungsi di rumah saudara setelah tempat tinggal mereka rusak berat terdampak longsor.
Menurut catatan kronologi yang dihimpun dari lapangan, peristiwa longsor itu terjadi saat wilayah tersebut dilanda hujan lebat dan kondisi struktur tanah yang labil pada Sabtu (21/5) pukul 18.10 WIB.
Adapun kerugian materil akibat peristiwa itu adalah dua unit rumah milik korban dan tetangganya mengalami rusak berat.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor hingga Selasa (24/5), sebagaimana menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menyikapi hal tersebut, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Upaya seperti monitoring kondisi tanggul, tebing, jalan, sungai dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala. Di samping itu, tata kelola permukiman dan lingkungan hidup diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik serta merujuk pada pengurangan risiko bencana.
"Apabila terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari satu jam, masyarakat yang tinggal di dekat tebing atau wilayah yang rawan longsor agar melakukan evakuasi mandiri sampai 1-2 jam setelah hujan berhenti," tulis Abdul Muhari, Ph.D, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam rilisnya.