SUKABUMIUPDATE.com - Polisi India menangkap 14 orang pasca bentrokan kekerasan antara umat Hindu dan Muslim selama prosesi keagamaan Hindu pada Sabtu 16 April 2022 petang waktu setempat di New Delhi.
Dilaporkan, enam petugas polisi dan beberapa warga terluka selama bentrokan yang merusak prosesi di sebuah festival di Jahangirpuri, bagian pinggiran kota New Delhi tersebut.
"Perusuh yang tersisa sedang diidentifikasi untuk tindakan hukum yang tegas," kata polisi dalam sebuah tweet yang dikutip Reuters, Minggu (17/4/2022). Tidak disebutkan asal kelompok 14 orang yang ditangkap itu.
Tidak ada laporan kematian akibat insiden tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, bentrokan agama telah pecah antara mayoritas Hindu dan komunitas Muslim minoritas selama prosesi keagamaan di beberapa bagian negara itu.
Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dinilai telah mendorong kelompok-kelompok agama garis keras dalam beberapa tahun terakhir untuk bertindak membela agama Hindu, meskipun partainya telah membantah adanya peningkatan ketegangan komunal selama pemerintahan Modi.
Menteri Urusan Minoritas Mukhtar Abbas Naqvi, yang merupakan bagian dari pemerintahan Modi, mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu bahwa intoleransi di antara komunitas agama tidak memburuk, sementara dia mengecilkan insiden baru-baru ini.
"Unsur-unsur pinggiran, yang tidak mampu mencerna perdamaian dan kemakmuran di negara ini, mencoba mencemarkan nama baik budaya dan komitmen inklusif India," katanya kepada surat kabar The Economic Times.
Dia menambahkan bahwa bukan tugas pemerintah untuk mendikte praktik diet kepada masyarakat, setelah mahasiswa di New Delhi baru-baru ini bentrok di kampus atas penyajian makanan non-vegetarian di kantin selama seminggu yang dianggap menguntungkan oleh umat Hindu.
"Setiap warga negara memiliki kebebasan di negaranya untuk makan makanan pilihan mereka," kata Naqvi.
Dia juga menepis kekhawatiran tentang kontroversi awal bulan ini atas siswa Muslim yang mengenakan jilbab ke sekolah di negara bagian Karnataka, rumah bagi ibu kota sektor teknologi negara itu, Bengaluru.
"Di India tidak ada larangan berhijab. Di pasar dan tempat lain bisa saja memakai jilbab," katanya.
"Tetapi setiap perguruan tinggi atau institusi memiliki aturan berpakaian, disiplin, dan sopan santun. Kami harus menerima ini. Jika Anda tidak menyukainya, Anda dapat memilih institusi yang berbeda."
SUMBER: TEMPO.CO