SUKABUMIUPDATE.com - Kisah pilu Rayan Awram, bocah 5 tahun asal Maroko yang meninggal karena terjebak selama 5 hari di dalam sumur kering yang sempit dengan kedalaman 32 meter, mendapat simpati berbagai pihak. Ungkapan duka datang mulai dari warga sekitar Maroko utara hingga Vatikan, dari Raja Maroko Mohamed VI sampai klub sepak bola papan atas dunia.
Raja Mohammed menyampaikan belasungkawa kepada orang tua Rayan dalam panggilan telepon pada Sabtu malam. Sementara Paus Fransiskus memuji orang-orang Maroko karena bahu membahu mencoba menyelamatkan bocah malang itu selama lima hari tanpa henti.
“Orang-orang bersatu padu, bersama-sama menyelamatkan Rayan, mereka bekerja sama untuk menyelamatkan seorang anak. (Para penyelamat) mencoba yang terbaik, sayangnya mereka tidak berhasil," kata Paus dilansir Tempo dari Reuters, Senin 7 Februari 2022.
Dalam sebuah pernyataan langsung, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyampaikan belasungkawanya terhadap keluarga Rayan dan orang-orang Maroko. Sementara klub sepak bola termasuk Liverpool, Manchester United, Barcelona dan Sevilla juga menyampaikan belasungkawa di akun Twitter berbahasa Arab mereka.
Baca Juga :
Rayan jatuh ke dalam sumur di Desa Ighran dekat kota Chefchaouen pada hari Rabu, 2 Februari dan tubuhnya akhirnya ditarik keluar pada Sabtu malam. Usaha evakuasi Rayan sampai membuat petugas memotong sebagian besar lereng bukit sekitar dan membuat terowongan horisontal ke dasar sumur.
Publik bergembira ketika petugas penyelamat Maroko berhasil menarik keluar tubuh Rayan tersebut. Namun, Rayan akhirnya meninggal dunia.
Jenazah Rayan kemudian dibawa ke sebuah rumah sakit militer di Rabat, menurut seorang sepupu, meskipun tidak ada laporan mengenai otopsi.
Adapun pemakaman Rayan akan dilakukan di kampung halamannya di Ighran, Senin (7/2/2022) di pegunungan Rif yang miskin di Maroko utara tempat tragedi itu terjadi. Hal ini diungkapkan seorang pejabat setempat dan seorang kerabatnya seperti dilansir France24.
Kedua orang tua Rayan pun sudah ikhlas dengan kepergian anaknya. "Ini adalah kehendak Tuhan. Saya berterima kasih kepada semua upaya mereka untuk membantu," kata ibu Rayan, Ouassima Kharchich, suaranya tegang karena kesedihan dan nyaris tidak terdengar.
"Kami berterima kasih banyak kepada orang-orang dan pihak berwenang yang membantu kami," kata sang ayah Rayan, Khalid Awram.
SUMBER: TEMPO