SUKABUMIUPDATE.com - India menjadi negara ketiga di dunia yang secara resmi mencatat jumlah kematian akibat Covid-19 lebih dari 500 ribu jiwa pada Jumat 4 Februari 2022.
Seperti dilansir dari Reuters lewat Tempo, Kementerian Kesehatan India pada hari ini mencatat 1.072 kematian Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam, sehingga penghitungan kematian menembus 500.055 orang hingga Jumat.
Dari jumlah ini, 335 kematian dilaporkan dari negara bagian selatan Kerala yang selama berminggu-minggu memperbarui data dengan kematian dari tahun lalu. Kerala, dengan kurang dari 3 persen dari 1,35 miliar penduduk India, menyumbang hampir 11 persen dari total kematian yang dilaporkan di negara itu.
Amerika Serikat dengan lebih dari 910 ribu kematian dan Brasil dengan hampir 630 ribu korban jiwa berada di posisi pertama dan kedua kematian akibat wabah virus corona sejauh ini.
India mencatat 400 ribu kematian pada Juli tahun lalu, setelah wabah yang menghancurkan dari varian Delta dari virus corona, menurut data resmi. Namun, beberapa ahli percaya jumlah itu jauh lebih tinggi.
“Studi kami yang diterbitkan dalam jurnal Science memperkirakan tiga juta kematian akibat Covid-19 di India hingga pertengahan 2021 menggunakan tiga basis data berbeda,” kata Chinmay Tumbe, asisten profesor di Institut Manajemen India, Ahmedabad yang ikut menulis studi tersebut, kepada Reuters. Bulan lalu, pemerintah India menolak penelitian itu karena dianggap tidak berdasar.
Negara bagian India mencatat kematian akibat Covid-19 setelah mengumpulkan data dari distrik mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa negara bagian telah memperbarui jumlah kematian, beberapa di bawah tekanan dari pengadilan tinggi negara itu.
Dalam kebanyakan kasus, pihak berwenang mengatakan ada penyimpangan karena keterlambatan pendaftaran dan kesalahan administrasi lainnya.
India saat ini berada di tengah gelombang ketiga virus corona akibat varian Omicron, yang menurut beberapa ahli sudah dalam penularan komunitas. Menurut angka resmi, jumlah keseluruhan infeksi Covid-19 di India telah mencapai 41,95 juta, tertinggi kedua secara global di belakang Amerika Serikat.
SUMBER: REUTERS VIA TEMPO