SUKABUMIUPDATE.com - Pemangkasan harga resmi tes polymerase chain reaction atau PCR untuk kepentingan testing dan tracing Covid-19 tak hanya dilakukan di Indonesia. Kebijakan serupa juga terjadi di India dan yang dilakukan di Ibu Kota, New Delhi, pada awal bulan ini bukanlah yang pertama.
Pemangkasan terkini menjadikan harga tes real time PCR di seluruh laboratorium swasta di New Delhi seragam 500 Rupee, dari sebelumnya dipatok 800 Rupee. Itu setara turun dari Rp 155 ribu menjadi Rp 97 ribu.
Bagi mereka yang ingin layanan tes PCR di rumah, tarif resminya kini yang diberlakukan Pemerintahan New Delhi adalah 700 Rupee atau Rp 136 ribu per tes. Sebelum pengurangan yang terbaru, harga yang dikenakan 1.200 Rupee atau Rp 232 ribu.
Sejalan, tes cepat antigen juga kini ditetapkan seharga 300 Rupee. Seluruh laboratorium dan rumah sakit swasta yang melakukan tes Covid-19 telah diinstruksikan untuk mematuhi dan menerapkan perubahan harga tersebut.
Kepada mereka semua juga diminta memastikan proses pemeriksaan setiap sampel spesimen, pelaporan, dan pembaruan, harus sudah selesai dalam 24 jam sejak sampel spesimen dikoleksi dari seseorang.
Perubahan harga terakhir kali dilakukan 30 November tahun lalu. Saat itu, harga tes PCR real time diturunkan menjadi 800 Rupee dan layanan tes di rumah menjadi 1.200 Rupee.
Terus disesuaikannya harga tes PCR diharapkan membuatnya semakin dapat dijangkau semakin banyak warga. "Dan semakin mendorong testing Covid-19 di ibu kota," kata Menteri Kepala New Delhi, Arvind Kejriwal, dalam pengumuman revisi harga yang terbaru.
Sebagai catatan, semua harga itu untuk laboratorium dan rumah sakit swasta. Sedang segala tes Covid-19 di rumah sakit dan fasilitas milik pemerintah digratiskan.
Instruksi penurunan harga terjadi beberapa hari setelah perusahaan rintisan atau startup dari Prancis, PathStore, menawarkan tes RT-PCR Covid-19 pada harga 299 Rupee atau Rp 232 ribu. Setelahnya, dan sebelum New Delhi, pemerintahan Haryana yang lebih dulu bereaksi dengan menurunkan harga PCR menjadi sama dengan yang ditawarkan PathStore.
Di negara bagian Maharashtra, 'penyesuaian' harga tes PCR bahkan telah dilakukan enam kali hingga awal April lalu. Dari pertama mencapai 4.500 Rupee atau Rp 872 ribu saat pandemi merebak pertama di India pada tahun lalu, per April 2021 harga tes PCR sudah menjadi 500-800 Rupee (Rp 97-155 ribu)—bergantung lokasi layanan pengambilan sampel spesimennya. Termahal, sama di negara bagian lain, adalah jika swab dilakukan di rumah.
"Laboratorium swasta tidak boleh memungut harga lebih dari itu," kata Mengeri Kesehatan Maharashtra, Rajesh Tope, saat pengumuman April lalu. Dia menambahkan, "Sudah tersedia material yang berlimpah untuk kebutuhan tes-tes itu, karenanya pemerintah memutuskan menurunkan harga."
Berdasar survei yang dilakukan Skytrax terhadap layanan tes PCR di banyak bandara negara-negada di dunia pada April lalu, tes PCR di Mumbai dan New Delhi tercatat sebagai dua yang termurah. Tarifnya ditulis Skytrax, perusahaan pemeringkat kualitas maskapai dan bandara di dunia, sekitar US$ 8 atau Rp 115 ribu.
Dalam survei yang sama harga resmi, tes PCR di bandara internasional di Jakarta dan Denpasar Bali didapati sekitar US$ 60-70 atau Rp 864 ribu sampai Rp 1 juta. Tapi keduanya bukan yang termahal karena masih lebih banyak bandara yang menetapkan tarif di atas itu hingga yang termahal di Kansai, Jepang, yakni US$ 404 atau setara Rp 5,8 juta.
Kekinian, Kementerian Kesehatan memutuskan harga tertinggi tes Covid-19 real time (RT) atau tes PCR adalah sebesar Rp 495 ribu untuk di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Sedangkan untuk di luar Jawa dan Bali, harga tertingginya adalah Rp 525 ribu.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengatakan perbedaan harga ini dikarenakan adanya variable transportasi yang dimasukkan di wilayah luar Jawa Bali. Aturan ini mulai berlaku pada Selasa, 17 Agustus 2021.
Sumber: Tempo