SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Amerika Serikat telah menarik pasukannya dari Afganistan pada bulan lalu usai menginvasi negara itu sejak 2001 untuk memerangi kelompok Taliban. Selama 20 tahun memerangi Taliban, Amerika telah menggelontorkan uang dalam jumlah yang amat besar.
Penelitian The Watson Institute for International and Public Affairs, seperti dikutip dari laman watson.brown.edu melalui Tempo, menunjukkan Amerika Serikat telah menghabiskan US$ 2,26 triliun atau Rp 31.600 triliun (kurs Rp 14 ribu) untuk memerangi Taliban, yang mencakup operasi di Afganistan dan Pakistan.
Berdasarkan rinciannya, sekitar US$ 933 triliun digunakan oleh Kementerian Pertahanan, US$ 59 triliun untuk Kementerian Luar Negeri, US$ 443 triliun untuk pangkalan perang, US$ 296 triliun untuk perawatan prajurit, dan utang sebesar USS 530 triliun. Jumlah tersebut setara dengan membagikan sekitar Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia.
Ongkos yang dikeluarkan Amerika untuk memerangi Taliban selama 20 tahun diperkirakan lebih besar. Pasalnya, angka tersebut belum termasuk dana untuk perawatan seumur hidup bagi para veteran perang ini dan pembayaran bunga di masa depan atas uang yang dipinjam untuk mendanai perang.
Sejak 2001 pula ratusan ribu orang, baik warga sipil maupun tentara, harus meregang nyawa. Penelitian The Watson Institute for International and Public Affairs menunjukkan jumlah korban tewas sejak Oktober 2001 hingga April 2021 antara 238-241 ribu jiwa. Hal ini terjadi baik di Afganistan maupun Pakistan yang menjadi tempat operasi militer Amerika Serikat dalam memburu Taliban.
Angka-angka ini tidak termasuk kematian yang disebabkan oleh penyakit, hilangnya akses ke makanan, air, infrastruktur, dan/atau akibat tidak langsung lainnya dari perang. Secara rinci, jumlah prajurit AS yang tewas dalam 20 tahun peperangan melawan Taliban sekitar 2.442 jiwa.
Adapun korban jiwa di kubu musuh Amerika Serikat mencapai 84.191 orang. Jumlah tentara Afganistan dan polisi nasional yang tewas sekitar 66-69 ribu orang. Sedangkan warga sipil Afganistan yang terbunuh sekitar 47.245 orang.
Temuan ini tidak jauh beda dengan laporan washingtonpost.com yang menyatakan sebanyak 2.352 prajurit AS tewas selama 20 tahun operasi militer. Begitupula dengan laporan dari Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Rekonstruksi Afghanistan atau SIGAR yang menyebut 2.443 prajurit AS gugur.
Seperti diketahui Taliban dengan cepat mengambil alih Afganistan saat tentara Amerika Serikat dan pasukan asing negara lain mulai ditarik. Kondisi ini memicu kekacauan di bandara Kabul saat para diplomat, WNA, dan warga negara Afghanistan mencoba pergi, namun dihalangi militan Taliban dengan banyaknya pos-pos pemeriksaan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu, 18 Agustus 2021, memberikan batas waktu sampai 31 Agustus 2021 kepada tentara Amerika Serikat untuk berada di Afghanistan dan membantu proses evakuasi warga negara Amerika yang ada di negara itu. Namun tanggal itu bisa saja diperpanjang sampai semua warga negara Amerika Serikat keluar dari Afghanistan.
Sumber: Tempo