SUKABUMIUPDATE.com - Nampaknya cita-cita Indonesia untuk bisa mendunia melalui "invasi budaya" menjadi kenyataan. Bahkan hal ini terjadi lewat cara yang paling tidak terpikirkan. Seorang guru olahraga di Myanmar, Khing Hnin Wai, merekam kegiatan senam dirinya saat kudeta militer terjadi di negara itu, Senin, 1 Februari 2021. Lagu Ampun Bang Jago pun menjadi soundtrack aktivitas tersebut.
Khing Hnin Wai mengunggah video senam berdurasi 3 menit 25 detik itu ke akun Facebook pribadinya. Hingga Selasa, 2 Februari 2021 pukul 17.00 WIB, video tersebut telah mendapat 2,8 ribu komentar dan 18 ribu kali dibagikan warganet. Dalam video itu Khing Hnin Wai terlihat tetap asyik bersenam seakan tidak menyadari lalu-lalang kendaraan yang diduga rombongan militer di belakangnya.
Khing Hnin Wai menuturkan, ia tidak melakukan senam tersebut untuk menyatakan dukungan kepada siapapun. Ia juga mengaku rutin melakukan aktivitas tersebut sejak 11 bulan terakhir untuk kompetisi Fitness Dance. Khing Hnin Wai disebut merekam senamnya itu di dekat Gedung Parlemen Myanmar.
Sejumlah pihak sempat meragukan keaslian video itu. Namun Khing Hnin Wai menunjukkan jika rekaman tersebut asli dengan mengunggah sejumlah aksi senamnya yang lain di lokasi yang sama.
Hingga artikel ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi yang menyatakan video tersebut asli atau tidak. Lagu Ampun Bang Jago sendiri merupakan milik duo musisi Manado Jonathan Dorongpangalo (Tian Storm) dan Ever Sekalara yang populer di Indonesia melalui aplikasi Tiktok. Cek videonya di sini.
Dalam keterangan di akun Facebook miliknya, Khing Hnin Wai merupakan guru pendidikan jasmani yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Meiktila.
Sebelumnya diberitakan, militer Myanmar merebut kekuasaan dan memberlakukan kondisi darurat pada Senin, 1 Februari 2021. Hal itu dilakukannya setelah menahan sejumlah pemimpin politik, termasuk Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint, serta beberapa pemimpin dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada dini hari.
Para jenderal mengambil langkah mereka beberapa jam sebelum parlemen dijadwalkan duduk untuk pertama kalinya sejak kemenangan telak NLD dalam pemilihan 8 November 2020.
Militer Myanmar mengatakan, penahanan itu dilakukan sebagai tanggapan atas dugaan kecurangan pemilu. Penahanan ini terjadi setelah beberapa hari ketegangan yang meningkat antara pemerintah sipil dan militer yang menimbulkan kekhawatiran akan kudeta setelah pemilihan.
Partai Aung San Suu Kyi (NLD) memenangkan 83 persen suara dalam pemilihan 8 November 2020. Pemilihan itu menjadi pemilu kedua sejak berakhirnya kekuasaan militer pada 2011. Tetapi, militer menolak hasil pemilu tersebut dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung terhadap presiden dan ketua komisi pemilihan. KPU Myanmar sendiri telah membantah tuduhan itu.
Saat ini kekuasaan telah diserahkan kepada panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing. Mereka pun memberlakukan kondisi darurat selama satu tahun.