SUKABUMIUPDATE.com - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dikritik karena melanggar ucapannya sendiri soal pembatasan sosial COVID-19. Di saat ia mengimbau warga Jepang untuk tidak berkumpul bersama merayakan akhir tahun, dirinya sendiri malah mendatangi beberapa acara makan bersama pekan ini.
Kritik-kritik tersebut datang dari berbagai pihak, mulai dari netizen hingga politisi Jepang. Menurut mereka, Suga tidak konsisten dengan ucapannya. Menanggapi hal itu, juru bicara Pemerintah Jepang, Katsunobu Kato, mengatakan bahwa Suga tidak pernah melarang keras makan bersama dan dirinya akan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
"Penting untuk mengambil keputusan yang berimbang antara tujuan dari makan bersama dan pengendalian penularan," ujar Kato, dikutip dari Tempo.co, Rabu, 16 Desember 2020.
Menurut laporan media lokal, Suga mengikuti rangkaian acara makan bersama tersebut sejak Senin kemarin. Ia didampingi oleh enam pejabat senior di pemerintahan dan partainya. Adapun acara pertama digelar pada sebuah restoran steak bintang lima di kawasan Ginza, Tokyo, Jepang.
Acara makan bersama tersebut dihadiri berbagai figur VIP di Jepang, mulai dari politisi hingga aktor. Kebanyakan dari mereka adalah lansia, di rentang usia 70an. Salah satu tamu yang hadir di acara tersebut, aktor Ryotaro Sugi, menyebutnya sebagai "Pesta Akhir Tahun", bukan makan malam bersama.
Hari berikutnya, Selasa, Suga kembali mengikuti acara makan malam bersama. Kali ini ia menghadiri acara yang digelar oleh pejabat panitia Olimpiade Tokyo serta eksekutif stasiun televisi Jepang. Salah satu yang hadir di acara itu adalah Haruyuki Takahashi, pejabat panitia Olimpiade yang diduga Kejaksaan Prancis menerima suap untuk membantu Tokyo menjadi penyelenggara event olahraga akbar itu.
Aksi Suga tersebut tak ayal memperburuk situasinya yang beberapa pekan terakhir disorot. Misalnya, baru-baru ini, ia dikritik karena mendadak menahan program subsidi perjalanan pemerintah yang selama ini ia pertahankan. Selain itu, ia juga tengah berkonflik dengan rekan junior Partai Demokratik Liberal, Komeito.
"Kegiatan perdana menteri memiliki pesan tersendiri untuk rakyat Jepang. Saya ingin menimbang (kompetensi) dia kembali," ujar Kepala Komeito, Natsuo Yamaguchi.
Sebagai catatan, Jepang memiliki 181 ribu kasus 2600 kematian akibat COVID-19. Yoshihide Suga sudah menetapkan bahwa vaksin COVID-19 untuk warga Jepang akan gratis sifatnya.
Sumber: Tempo.co