SUKABUMIUPDATE.com - Varian baru dari virus Covid-19 terdeteksi di Inggris menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru. Dikutip dari Tempo.co, varian baru Covid-19 itu terdeteksi di London, Kent, Essex, dan Hertfordshire.
Pemerintah Inggris menduga varian baru itulah yang menyebabkan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 di Inggris meningkat beberapa pekan terakhir.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, sejauh ini tidak ada tanda-tanda varian baru itu akan menolak efek dari vaksin Covid-19 Pfizer yang baru saja disahkan. Namun, untuk berjaga-jaga, ia menyarankan Pemerintah Inggris untuk segera menyiapkan protokol untuk mengantisipasi dampaknya.
"Kita belum tahu sebesar apa dampak dari varian baru tersebut. Namun, seperti apapun dampaknya, kita harus siap untuk mengambil tindakan tegas," ujar Matt Hancock, Selasa, 15 Desember 2020.
Sebagai langkah awal, Matt Hancock menyampaikan bahwa pembatasan sosial tingkat tiga akan diterapkan di Inggris dan beberapa kota tetangga. Dalam pembatasan tingkat tiga, tempat hiburan harus tutup dan restoran hanya boleh melayani takeaway. Selain itu, hotel dan tempat penginapan lainnya juga harus tutup kecuali harus buka untuk keperluan yang sangat spesifik.
Di pembatasan sosial tingkat tiga, warga juga diimbau untuk tidak menggelar pertemuan besar secara outdoor maupun indoor. Pemerintah Inggris mengimbau warga untuk tetap berada di rumah masing-masing, dengan siapapun mereka tinggal. Untuk urusan pekerjaan, dianjurkan untuk Work From Home.
Kepala Penanganan Gawat Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Michael Ryan mengaku sudah mengetahui situasi di Inggris. Ia mengatakan bahwa pihaknya dan otoritas kesehatan Inggris telah berkoordinasi untuk meneliti varian baru tersebut sekaligus menentukan langkah-langkah yang perlu diambil.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Teknis WHO Maria Van Kerkhove. Ia mengatakan varian itu masih dikaji, namun menyakini virusnya tidak memiliki karakteristik yang jauh berbeda. "Belum ada bukti bahwa varian baru ini akan memiliki perilaku berbeda," ujarnya.
Per berita ini ditulis, Inggris mencatatkan 1,8 juta kasus dan 64 ribu kematian akibat Covid-19. Untuk menekan angka pertumbuhan, Inggris telah mengesahkan vaksin Covid-19 dari Pfizer dan BioNTech. Vaksinasi tahap pertama pun telah dimulai dengan jumlah yang tersedia 800 ribu dosis atau cukup untuk 400 ribu warga.
Sumber: Tempo.co